Pontianak (Antara Kalbar) - Kawasan Koridor Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu atau yang dikenal "jantung Kalimantan" (Heart of Borneo) ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten (KSK) RTRW 2014-2034.

"Hal ini sejalan dengan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Kalimantan yang tertuang melalui Perpres No. 3/2012, disebutkan tujuan pertama RTR Pulau Kalimantan, yaitu untuk mewujudkan kelestarian kawasan konservasi, keanekaragaman hayati, dan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tropis basah, paling sedikit 45 persen dari luas Pulau Kalimantan sebagai paru-paru dunia," kata Ketua Kelompok Kerja Nasional HoB, Prabianto dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, saat ini ketergantungan hulu dan hilir dalam kawasan koridor tersebut sangat tinggi, dengan pertumbuhan populasi penduduk yang terus bertambah, pengelolaan ruang di desa-desa belum terkelola dengan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan dan sinergi program antar pihak serta melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasinya.

"Untuk mendukung strategi perwujudan KSK koridor diperlukan sinergi kebijakan, rencana dan program, mulai dari tingkat nasional sampai daerah. Hal ini, yang kemudian mendorong kegiatan Semiloka Ekspos KSK Koridor yang dilangsungkan di Jakarta, yang dihadiri oleh perwakilan dari 12 kementerian dan lembaga pemerintah, pemerintah daerah, dan LSM," katanya.

HoB sebagai Kawasan StrategisNasional (KSN) dalam RTR Pulau Kalimantan adalah mandat agar kawasan tersebut selalu dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar TNBK, Arief Mahmud menambahkan, nilai strategis kedua taman nasional, TNBK di bagian hulu dan TNDS di bagian hilir, sebagai penyedia berbagai fungsi ekosistem dan tata guna air menjadi sangat penting untuk diperhatikan sebagai salah satu fungsi penting KSK Koridor TNBK - TNDS.

"Koridor ini menjadi sangat esensial sebagai penghubung, bagi keberlanjutan keanekaragaman hayati, perlindungan ekosistem, flora dan fauna, termasuk spesies kunci di Kabupaten Kapuas Hulu, orangutan," katanya.

Regional Leader, WWF-Indonesia, Hermayani Putera menyatakan, sinergi pembangunan KSK Koridor ini akan menjadi model pembangunan kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Barat, dalam lingkup wilayah HoB.

Kolaborasi partisipatif antar stakeholders membutuhkan strategi pengelolaan yang tepat, dari perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi," katanya.





(U.A057/H015)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015