Ketapang (Antara Kalbar) - Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Pelang - Sungai Melayu Rayak dan Tumbang Titi, Ketapang yang berjarak kurang lebih sekitar 40 km, banyak terdapat lubang yang berlumpur seperti kolam.
Kondisi ini membuat kendaraan sulit melintas dan kerap terjebak ke dalam lumpur, serta banyaknya pungutan liar di setiap badan jalan yang rusak (miting).
Kondisi jalan semakin rusak parah ketika musim penghujan seperti saat ini. Mobil pribadi dan angkutan truk yang melintasi ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Kecamatan Sungai Melayu ini banyak yang terperosok, sehingga membuat para pengemudi harus berhati-hati.
"Ada sekitar kurang lebih 20 Km jalan yang rusak parah, banyak lubang besar," kata Andre, salah satu supir yang melintas di jalan tersebut.
Menurut dia, kerusakan parah jalan Pelang-Tumbang Titi ini sudah cukup lama, sehingga membuat aktifitas warga yang melintas di jalan itu sangat kesulitan.
Kebanyakan warga yang kerap melintasi jalan ini mengeluh. Apalagi kerusakan jalan sudah berlangsung lama.
Dia berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi memperhatikan ruas jalan ini, apalagi sebentar lagi menjelang bulan puasa.
"Kita berharap pemerintah bisa memperbaiki kerusakan jalan ini sebelum Hari Raya Idulfitri nanti. Kasian masyarakat yang akan mudik lebaran dan melintasi jalan ini," cetusnya.
Sementara itu salah satu warga Kecamatan Tumbang Titi Ketapang Yulianus mengatakan, saat ini pemerintah setempat hanya mengerjakan beberapa kilo saja sebagian ruas jalan saja seperti jalan Kecamatan Sungai Melayu Rayak dan kecamatan Tumbang Titi. Sedangkan dari Pelang Ke Indotani jalan masih banyak yang berlubang, bahkan banyak pungutan liar dijalan tersebut sehingga warga harus  mengeluarkan uang untuk bisa melintas.
Ia berharap Pemerintah Daerah setempat atau Polisi Pramong Praja (Pol PP) untuk segera menertipkan pungutan liar tersebut, mengingat jalan tersebut milik umum.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016