Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis memaparkan potensi pengembangan tanaman lada di perbatasan Kalbar, kepada Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja di Entikong, Kalbar, Sabtu.
"Potensi Kebun Lada ini begitu besar di wilayah perbatasan, ada juga sagu yang dibiarkan tumbuh hingga bisa dipanen untuk keperluan pangan masyarakat kita," kata Cornelis di Sanggau.
Selain padi, potensi tanaman lada dan sagu yang tumbuh di kiri kanan jalan menjadi pemandangan menarik ketika Gubernur Kalbar Cornelis bersama Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaeman, berjalan kaki menuju lokasi tanam padi tutup tahun di Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau.
Menurut Cornelis, potensi pertanian di Kalbar ini luar biasa, termasuk bawang merah juga sudah bisa ditanam di Kalbar. Untuk peningkatan produksi berbagai jenis pangan di Kalbar, apalagi sudah menjadi program pemerintah, untuk Kalbar tidak ada tawar menawar.
"Kita akan jalankan itu," tuturnya.
Namun dirinya mengatakan, dalam kebijakan ekspor tetap mengikuti regulasi yang berlaku, kecuali ada aturan khusus, mengingat daerah perbatasan.
"Harus juga ada pembicaraan bersama terkait regulasi ekspor oleh menteri Perdagangan, Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Bea Cukai, dan pihak terkait lainnya," katanya.
Menanggapi potensi tersebut, Menteri Pertanian RI, Amran Sulaeman, mengatakan, berbagai potensi tersebut, seperti lada, beras merah, sagu dan sebagainya bisa diekspor ke luar negeri (Malaysia), dan setiap perbatasan di Indonesia bisa menjadi penyuplai pangan di negara tetangga.
Potensi eksporpun kata Amran lagi harus beras dan komoditas organik yang saat ini harga ekspor mencapai Rp6 dollar atau 6 Eurro perkilogramnya.
"Saat ini pula angka ekspor beras merah sudah tercatat mencapai 100 ton. Untuk itu saya meminta kepada petugas Karantina Pertanian agar mencatat jika ada ekspor beras ke Malaysia melalui perbatasan Entikong," kata Amran.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Potensi Kebun Lada ini begitu besar di wilayah perbatasan, ada juga sagu yang dibiarkan tumbuh hingga bisa dipanen untuk keperluan pangan masyarakat kita," kata Cornelis di Sanggau.
Selain padi, potensi tanaman lada dan sagu yang tumbuh di kiri kanan jalan menjadi pemandangan menarik ketika Gubernur Kalbar Cornelis bersama Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaeman, berjalan kaki menuju lokasi tanam padi tutup tahun di Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau.
Menurut Cornelis, potensi pertanian di Kalbar ini luar biasa, termasuk bawang merah juga sudah bisa ditanam di Kalbar. Untuk peningkatan produksi berbagai jenis pangan di Kalbar, apalagi sudah menjadi program pemerintah, untuk Kalbar tidak ada tawar menawar.
"Kita akan jalankan itu," tuturnya.
Namun dirinya mengatakan, dalam kebijakan ekspor tetap mengikuti regulasi yang berlaku, kecuali ada aturan khusus, mengingat daerah perbatasan.
"Harus juga ada pembicaraan bersama terkait regulasi ekspor oleh menteri Perdagangan, Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Bea Cukai, dan pihak terkait lainnya," katanya.
Menanggapi potensi tersebut, Menteri Pertanian RI, Amran Sulaeman, mengatakan, berbagai potensi tersebut, seperti lada, beras merah, sagu dan sebagainya bisa diekspor ke luar negeri (Malaysia), dan setiap perbatasan di Indonesia bisa menjadi penyuplai pangan di negara tetangga.
Potensi eksporpun kata Amran lagi harus beras dan komoditas organik yang saat ini harga ekspor mencapai Rp6 dollar atau 6 Eurro perkilogramnya.
"Saat ini pula angka ekspor beras merah sudah tercatat mencapai 100 ton. Untuk itu saya meminta kepada petugas Karantina Pertanian agar mencatat jika ada ekspor beras ke Malaysia melalui perbatasan Entikong," kata Amran.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016