Jakarta (Antara Kalbar ) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
optimistis Indonesia bakal jadi "supermarket" ikan terbesar atau bakal
menjadi lumbung beragam komoditas perikanan global yang selaras dengan
visi poros maritim dunia.
"Indonesia adalah 'center gravity of fisheries' (pusat gravitasi perikanan). Kita optimis Indonesia menjadi supermarket terbesar di dunia," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk KKP Nilanto Perbowo di Jakarta, Rabu.
Menurut Nilanto, Indonesia bakal menjadi pusat sektor perikanan mancanegara antara lain mengingat beragam lautan dan kawasan perairan di dunia telah banyak yang sumber daya ikannya menipis.
Untuk itu, ujar dia, KKP setelah fokus pada pemberantasan pencurian ikan pada tahun 2015, akan dilanjutkan pada perlindungan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan serta petambak garam pada periode 2016-2017.
Sedangkan KKP pada 2017 juga memiliki fokus membangun sentra kelautan dan perikanan terpadu, yaitu industri baru berbasis kawasan di pulau-pulau terluar, antara lain di Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak-Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur, dan Sabang.
Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menginginkan sektor kelautan dan perikanan menjadi tulang punggung perekonomian di Republik Indonesia.
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan garis pantai kedua terpanjang setelah Kanada, karena itu seyogyanya industri perikanan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan," kata Rosan Roeslani dalam Rakernas Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Senin (7/11).
Rosan mengemukakan, pihaknya mengapresiasi pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan program poros maritim dunia di dalam Indonesia.
Ketum Kadin mengakui hal itu tentu tidak mudah dilakukan tetapi perlu dan tepat pula bila tema Rakernas Kadin kali ini berfokus kepada infrastruktur dan akses pembiayaan.
Dia menyatakan keberhasilan KKP di bawah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah luar biasa. "Shock therapy seperti itu harus kita lanjutkan. Yang kami tunggu adalah langkah-langkah berikutnya," kata Rosan.
Hal tersebut, lanjutnya, karena berdasarkan data yang ada, kontribusi industri kelautan dan perikanan masih belum besar dalam menyumbangkan terhadap perekonomian Indonesia, sehingga ke depannya harus berkesinambungan dan banyak menciptakan lapangan kerja.
Rosan mengingatkan bahwa pemerintah dalam lima tahun ke depan juga berencana membangun 24 pelabuhan besar serta lebih dari 3.000 kapal bantuan untuk produksi sektor kelautan dan perikanan.(T.M040/ )
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Indonesia adalah 'center gravity of fisheries' (pusat gravitasi perikanan). Kita optimis Indonesia menjadi supermarket terbesar di dunia," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk KKP Nilanto Perbowo di Jakarta, Rabu.
Menurut Nilanto, Indonesia bakal menjadi pusat sektor perikanan mancanegara antara lain mengingat beragam lautan dan kawasan perairan di dunia telah banyak yang sumber daya ikannya menipis.
Untuk itu, ujar dia, KKP setelah fokus pada pemberantasan pencurian ikan pada tahun 2015, akan dilanjutkan pada perlindungan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan serta petambak garam pada periode 2016-2017.
Sedangkan KKP pada 2017 juga memiliki fokus membangun sentra kelautan dan perikanan terpadu, yaitu industri baru berbasis kawasan di pulau-pulau terluar, antara lain di Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak-Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur, dan Sabang.
Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menginginkan sektor kelautan dan perikanan menjadi tulang punggung perekonomian di Republik Indonesia.
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan garis pantai kedua terpanjang setelah Kanada, karena itu seyogyanya industri perikanan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan," kata Rosan Roeslani dalam Rakernas Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Senin (7/11).
Rosan mengemukakan, pihaknya mengapresiasi pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan program poros maritim dunia di dalam Indonesia.
Ketum Kadin mengakui hal itu tentu tidak mudah dilakukan tetapi perlu dan tepat pula bila tema Rakernas Kadin kali ini berfokus kepada infrastruktur dan akses pembiayaan.
Dia menyatakan keberhasilan KKP di bawah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah luar biasa. "Shock therapy seperti itu harus kita lanjutkan. Yang kami tunggu adalah langkah-langkah berikutnya," kata Rosan.
Hal tersebut, lanjutnya, karena berdasarkan data yang ada, kontribusi industri kelautan dan perikanan masih belum besar dalam menyumbangkan terhadap perekonomian Indonesia, sehingga ke depannya harus berkesinambungan dan banyak menciptakan lapangan kerja.
Rosan mengingatkan bahwa pemerintah dalam lima tahun ke depan juga berencana membangun 24 pelabuhan besar serta lebih dari 3.000 kapal bantuan untuk produksi sektor kelautan dan perikanan.(T.M040/ )
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016