Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Indonesia perwakilan wilayah Lhokseumawe melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Barat dan mempelajari proses pembelajaran wirausaha di Inkubator Bisnis Bank Indonesia yang dikelola oleh lembaga Swabina Prakarsa.
"Kami memang sering mendengar tentang keberadaan Inkubator Bisnis Bank Indonesia Kalimantan Barat ini, makanya kita datang langsung kesini, untuk melihat langsung bagaimana prosesnya," kata Pimpinan Kpw BI Lhokseumawe, Yufrizal di Pontianak, Kamis.
Dia mengatakan, dari paparan yang disampaikan pengelola InkubBI Kalbar, dirinya melihat bahwa program ini memiliki sisi lain dari pelatihan wirausaha yang ada selama ini, dimana peserta yang mengikuti pelatihannya justru diwajibkan untuk membayar biaya pelatihan, bukan diberi uang saku seperti yang dilakukan oleh dinas-dinas atau lembaga penyelenggara pelatihan serupa.
Selain itu, proses pembelajaran di InkubBI Kalbar juga dilakukan selama enam bulan, sehingga peserta yang lulus memiliki mental wirausaha yang mumpuni dan memiliki perusahaan sendiri dengan pembuatan CV dari pengelola untuk peserta.
"Ini memang belum ada di Lhokseumawe, makanya kita mencoba mempelajarinya dan akan menerapkannya ditempat kita," katanya.
Ditempat yang sama, Konsultan BI Kalbar yang juga salah satu tenaga pengajar di InkubBI Kalbar, Hatta Siswa Mayahya mengatakan, program InkubBI tersebut merupakan wujud komitmen BI untuk mengasah kreativitas dan inovasi pelaku usaha pemula untuk berkembang.
Dia mengatakan, BI menfasilitasi masyarakat yang ingin belajar bisnis dengan konsultasi bisnis, gerai kemasan, virtual office, perpustakaan, dan media cetak promosi.
Melalui Inkubator Bisnis tersebut, BI mencoba memberikan pelatihan pengelolaan usaha mulai dari pengelolaan, pemasaran, hingga pengembangan usaha kepada para pelaku usaha kecil dan menengah yang ingin dilatih.
"Untuk mengikuti program Inkubator Bisnis tersebut setiap UMKM bisa mengikutinya cukup dengan membayar Rp600.000 untuk biaya pelatihan selama enam bulan, dengan proses pelatihan akan dilakukan setiap Sabtu (teori) dan Minggu (Praktik).
"Kenapa kita masih memungut iuran kepada pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan itu, agar mereka memiliki keterikatan dan lebih serius dalam mengikuti pelatihan tersebut. Namun, uang yang kita minta dari peserta akan kita kembalikan lagi dalam bentuk konsumsi selama pelatihan, bahkan untuk biaya praktik akan di tanggung Bank Indonesia," katanya.
Hatta juga mengatakan, selama mengikuti pelatihan pada Inkubator Bisnis tersebut setiap UMKM juga akan diwajibkan untuk menabung sebesar Rp100 ribu per bulan. Selama enam bulan, setelah peserta pelatihan dinyatakan lulus, maka tabungan tersebut akan digunakan untuk biaya pembuatan izin usaha dan legalitas ke notaris.
"Jadi, begitu selesai, mereka sudah mendirikan CV dan menjadi direktur dari usaha yang mereka jalankan. Dengan modal yang didapat selama pelatihan pada Inkubator Bisnis itu, diharapkan mereka sudah bisa mapan dan bisa mengelola serta mengembangkan usahanya secara mandiri," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kami memang sering mendengar tentang keberadaan Inkubator Bisnis Bank Indonesia Kalimantan Barat ini, makanya kita datang langsung kesini, untuk melihat langsung bagaimana prosesnya," kata Pimpinan Kpw BI Lhokseumawe, Yufrizal di Pontianak, Kamis.
Dia mengatakan, dari paparan yang disampaikan pengelola InkubBI Kalbar, dirinya melihat bahwa program ini memiliki sisi lain dari pelatihan wirausaha yang ada selama ini, dimana peserta yang mengikuti pelatihannya justru diwajibkan untuk membayar biaya pelatihan, bukan diberi uang saku seperti yang dilakukan oleh dinas-dinas atau lembaga penyelenggara pelatihan serupa.
Selain itu, proses pembelajaran di InkubBI Kalbar juga dilakukan selama enam bulan, sehingga peserta yang lulus memiliki mental wirausaha yang mumpuni dan memiliki perusahaan sendiri dengan pembuatan CV dari pengelola untuk peserta.
"Ini memang belum ada di Lhokseumawe, makanya kita mencoba mempelajarinya dan akan menerapkannya ditempat kita," katanya.
Ditempat yang sama, Konsultan BI Kalbar yang juga salah satu tenaga pengajar di InkubBI Kalbar, Hatta Siswa Mayahya mengatakan, program InkubBI tersebut merupakan wujud komitmen BI untuk mengasah kreativitas dan inovasi pelaku usaha pemula untuk berkembang.
Dia mengatakan, BI menfasilitasi masyarakat yang ingin belajar bisnis dengan konsultasi bisnis, gerai kemasan, virtual office, perpustakaan, dan media cetak promosi.
Melalui Inkubator Bisnis tersebut, BI mencoba memberikan pelatihan pengelolaan usaha mulai dari pengelolaan, pemasaran, hingga pengembangan usaha kepada para pelaku usaha kecil dan menengah yang ingin dilatih.
"Untuk mengikuti program Inkubator Bisnis tersebut setiap UMKM bisa mengikutinya cukup dengan membayar Rp600.000 untuk biaya pelatihan selama enam bulan, dengan proses pelatihan akan dilakukan setiap Sabtu (teori) dan Minggu (Praktik).
"Kenapa kita masih memungut iuran kepada pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan itu, agar mereka memiliki keterikatan dan lebih serius dalam mengikuti pelatihan tersebut. Namun, uang yang kita minta dari peserta akan kita kembalikan lagi dalam bentuk konsumsi selama pelatihan, bahkan untuk biaya praktik akan di tanggung Bank Indonesia," katanya.
Hatta juga mengatakan, selama mengikuti pelatihan pada Inkubator Bisnis tersebut setiap UMKM juga akan diwajibkan untuk menabung sebesar Rp100 ribu per bulan. Selama enam bulan, setelah peserta pelatihan dinyatakan lulus, maka tabungan tersebut akan digunakan untuk biaya pembuatan izin usaha dan legalitas ke notaris.
"Jadi, begitu selesai, mereka sudah mendirikan CV dan menjadi direktur dari usaha yang mereka jalankan. Dengan modal yang didapat selama pelatihan pada Inkubator Bisnis itu, diharapkan mereka sudah bisa mapan dan bisa mengelola serta mengembangkan usahanya secara mandiri," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017