Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Landak, Karolin Margret Natasa menyatakan kesiapan dirinya untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Kalimantan Barat untuk pemilihan kepala daerah tahun 2018.
"Saya siap maju sebagai calon gubernur 2018, karena saya memang bersiap, karena ketika bapak saya menjadi gubernur kita sudah berpikir bagaimana setelah Cornelis (gubernur saat ini, red) harus ada yang sudah disiapkan, jadi kita menyiapkan banyak orang. Maka bapak dan ibu jangan heran kalau hari ini banyak tokoh Dayak yang siap maju sebagai calon gubernur karena memang kami juga yang menyiapkannya," kata Karolin, di Ngabang, Senin.
Dia mengatakan, hal itu juga sudah disampaikannya secara terbuka saat menghadiri Gawai Dayak tingkat Kecamatan Tempunak yang dipusatkan di Desa Pudau Bersatu, Kabupaten Sintang, Minggu kemarin.
Menurut dokter yang pernah bertugas di Puskesmas Mandor tersebut berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh Lembaga survei Median, posisinya masih kuat dalam indikator popularitas dan pengalaman.
"Tapi berdasarkan hasil survei yang hari ini posisi yang kuat itu saya, karena yang kenal dengan saya itu lebih banyak dibandingkan tokoh-tokoh yang lain. Oleh karena itu waktu tinggal sekian lama lagi, saya rasa sudah tidak ada waktu kalau kita harus mulai sosialisasi dari nol oleh tokoh-tokoh yang lain maka saya siap untuk jadi calon gubernur," katanya.
Perempuan pertama yang menjadi Ketua umum PP PKRI tersebut mengatakan bahwa dirinya masih menunggu keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan kepada siapa kesempatan itu akan diberikan.
"Cuma tinggal persoalannya, PDI Perjuangan dikasih ke siapa. Saya adalah pengurus DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat Wakil Ketua Bidang Kehormatan, maka kita menunggu dari DPP di Jakarta siapa yang akan diberikan kesempatan untuk menjadi calon gubernur mendatang," katanya.
Yang jelas, lanjut Karolin, dirinya selalu siap untuk "bertempur" dalam Pilgub Kalbar tahun 2018 mendatang.
Kesiapan wanita kelahiran Mempawah 35 tahun silam untuk menjadi calon gubernur 2018 bukan tidak berdasar. Menurutnya selain popularitas, pengalaman dirinya telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode dengan perolehan suara yang fantastis.
Pada periode pertama, Karolin berhasil memperoleh 222.021 suara, sedangkan pada periode kedua dirinya mendapatkan perolehan suara tertinggi se-Indonesia, yakni 397.481. Bukan hanya itu saja, pada Pilkada serentak, Kabupaten Landak yang dilaksanakan Februari lalu, Karolin yang saat itu merupakan calon tunggal berpasangan dengan wakil petahana Herculanus Heriadi, meraup suara 227.531 atau sekitar 96,86 persen.
Serangkaian torehan prestasi gemilang inilah yang menjadi ukuran objektif bagi dokter lulusan Unika Atma Jaya Jakarta itu, sehingga menyatakan siap maju sebagai calon gubernur 2018.
Benar adanya bahwa jikalau memang sebuah intan, tidak akan bisa digosok dan berubah menjadi sebuah batu melainkan keindahannya akan semakin terpancar, begitu juga sebaliknya. Karolin yang saat pertama memilih diam dan fokus bekerja akhirnya memilih bersuara menjawab rasa penasaran dan harapan dari masyarakat.
Dia juga menjelaskan, kenapa akhirnya dia menyatakan siap selain dari pada popularitas, menurutnya, kalau dari sisi pengalaman yang hari ini diantara semua calon yang sudah muncul, memang banyak yang Bupati dua periode, anggota DPR RI dua periode.
"Tapi yang sudah DPR RI dan sudah Bupati, hanya saya. Ada yang bilang kami sudah Bupati dua periode, oke saya mau tanya anda menang berapa? Saya menang hampir 97 persen di Kabupaten Landak sebagai Bupati," katanya tegas.
Sebenarnya, tambah Karolin, dirinya sungkan juga jika nanti dibilang dinasti politik dan segala macam. Tetapi ketika dirinya menggunakan ukuran-ukuran objektif dengan sistem poin, dirinya masih memiliki poin yang tinggi dibandingkan yang lain.
"Sebenarnya kemarin saya sudah mendaftarkan diri ke Partai Golkar sebagai calon gubernur. Saya juga sudah mengajukan lamaran ke PDI Perjuangan dan tinggal menunggu hasil verifikasi," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Saya siap maju sebagai calon gubernur 2018, karena saya memang bersiap, karena ketika bapak saya menjadi gubernur kita sudah berpikir bagaimana setelah Cornelis (gubernur saat ini, red) harus ada yang sudah disiapkan, jadi kita menyiapkan banyak orang. Maka bapak dan ibu jangan heran kalau hari ini banyak tokoh Dayak yang siap maju sebagai calon gubernur karena memang kami juga yang menyiapkannya," kata Karolin, di Ngabang, Senin.
Dia mengatakan, hal itu juga sudah disampaikannya secara terbuka saat menghadiri Gawai Dayak tingkat Kecamatan Tempunak yang dipusatkan di Desa Pudau Bersatu, Kabupaten Sintang, Minggu kemarin.
Menurut dokter yang pernah bertugas di Puskesmas Mandor tersebut berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh Lembaga survei Median, posisinya masih kuat dalam indikator popularitas dan pengalaman.
"Tapi berdasarkan hasil survei yang hari ini posisi yang kuat itu saya, karena yang kenal dengan saya itu lebih banyak dibandingkan tokoh-tokoh yang lain. Oleh karena itu waktu tinggal sekian lama lagi, saya rasa sudah tidak ada waktu kalau kita harus mulai sosialisasi dari nol oleh tokoh-tokoh yang lain maka saya siap untuk jadi calon gubernur," katanya.
Perempuan pertama yang menjadi Ketua umum PP PKRI tersebut mengatakan bahwa dirinya masih menunggu keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan kepada siapa kesempatan itu akan diberikan.
"Cuma tinggal persoalannya, PDI Perjuangan dikasih ke siapa. Saya adalah pengurus DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat Wakil Ketua Bidang Kehormatan, maka kita menunggu dari DPP di Jakarta siapa yang akan diberikan kesempatan untuk menjadi calon gubernur mendatang," katanya.
Yang jelas, lanjut Karolin, dirinya selalu siap untuk "bertempur" dalam Pilgub Kalbar tahun 2018 mendatang.
Kesiapan wanita kelahiran Mempawah 35 tahun silam untuk menjadi calon gubernur 2018 bukan tidak berdasar. Menurutnya selain popularitas, pengalaman dirinya telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode dengan perolehan suara yang fantastis.
Pada periode pertama, Karolin berhasil memperoleh 222.021 suara, sedangkan pada periode kedua dirinya mendapatkan perolehan suara tertinggi se-Indonesia, yakni 397.481. Bukan hanya itu saja, pada Pilkada serentak, Kabupaten Landak yang dilaksanakan Februari lalu, Karolin yang saat itu merupakan calon tunggal berpasangan dengan wakil petahana Herculanus Heriadi, meraup suara 227.531 atau sekitar 96,86 persen.
Serangkaian torehan prestasi gemilang inilah yang menjadi ukuran objektif bagi dokter lulusan Unika Atma Jaya Jakarta itu, sehingga menyatakan siap maju sebagai calon gubernur 2018.
Benar adanya bahwa jikalau memang sebuah intan, tidak akan bisa digosok dan berubah menjadi sebuah batu melainkan keindahannya akan semakin terpancar, begitu juga sebaliknya. Karolin yang saat pertama memilih diam dan fokus bekerja akhirnya memilih bersuara menjawab rasa penasaran dan harapan dari masyarakat.
Dia juga menjelaskan, kenapa akhirnya dia menyatakan siap selain dari pada popularitas, menurutnya, kalau dari sisi pengalaman yang hari ini diantara semua calon yang sudah muncul, memang banyak yang Bupati dua periode, anggota DPR RI dua periode.
"Tapi yang sudah DPR RI dan sudah Bupati, hanya saya. Ada yang bilang kami sudah Bupati dua periode, oke saya mau tanya anda menang berapa? Saya menang hampir 97 persen di Kabupaten Landak sebagai Bupati," katanya tegas.
Sebenarnya, tambah Karolin, dirinya sungkan juga jika nanti dibilang dinasti politik dan segala macam. Tetapi ketika dirinya menggunakan ukuran-ukuran objektif dengan sistem poin, dirinya masih memiliki poin yang tinggi dibandingkan yang lain.
"Sebenarnya kemarin saya sudah mendaftarkan diri ke Partai Golkar sebagai calon gubernur. Saya juga sudah mengajukan lamaran ke PDI Perjuangan dan tinggal menunggu hasil verifikasi," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017