Pontianak (Antara Kalbar) - Pedagang pusat perbelanjaan tradisional di Pontianak, Kalimantan Barat sebagian mulai menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, sesuai ketentuan pemerintah untuk wilayah Kalimantan beras medium Rp9.950 per kilogram dan Super Rp13.300 per kilogram.

"Harga beras yang kita jual ini sudah sesuai ketentuan yang ada. Pada prinsipnya kita ikut pemerintah," kata satu di antara pedagang beras Toko Harapan Kita Akok di Pontianak, Kamis.

Akok mencontohkan beras super Merek Duku saat ini dijual Rp13.000 per kilogram dan Nanas Rp12.000 per kilogram.

"Harga yang kita jual ini tentu berdasarkan harga beli kita di agen. Meski saat beras yang kita beli dari agen masih stok lama dan harga lama, untuk penjualanya sesuai HET masih masuk," kata dia.

Penerapan HET beras juga disampaikan pedagang beras lainnya, Ai. Ia menyampaikan patokan harga jualnya tergantung agen dan ia yakin agen sudah mengikuti harga yang sudah ditentukan.

"Kita sudah ada info soal HET beras. Saat ini yang kita jual sudah sesuai HET tersebut. Namun kalau agen jual tinggi maka kita hitungan juga penerapannya. Akan tetapi untuk saat ini semua ikut aturan," jelas dia.

Ia menambahkan untuk saat ini ia masih menjual stok beras dengan harga lama. Untuk harga ke depannya jika beras stok baru, itu tergantung agen.

"Saat ini untuk beras super merek A3 saya jual Rp220.000 per karung yang beratnya 20 kilogram. Artinya per kilogram itu kan hanya Rp11.000 atau masih di bawah HET," jelas dia.

Sementara untuk harga pangan di Pontianak khusunya Pasar Flamboyan seperti sayur mayur masih normal. Hal itu tergambar dari harga yang dijual seperti kacang panjang Rp5.000 per kilogram, mentimun Rp4.000 per kilogram, terong Rp8.000 per kilogram dan cabai cakra Rp26.000 per kilogram.

Untuk pangan lainnya berupa daging ayam potong juga demikian dan saat ini dijual Rp26.000 per kilogram. Harga telur ayam juga masih stabil per butirnya kisaran Rp1.350 - 1.450.


(U.KR-DDI/H007)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017