Pontianak (Antaranews Kalbar) - Beberapa warga di Kota Pontianak mengeluh beras program beras sejahtera (rastra) yang dibagikan pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog), kualitasnya tidak layak atau jelek.
Ketua RT RT 01/RW 17, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Nurahman, Jumat mengatakan, ada sekitar 30 dari total 33 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima rastra di wilayahnya yang menerima beras dalam keadaan tidak layak.
"Berasnya berwarna hitam, berdebu, berkutu, berbatu, dan bau. Padahal semestinya beras yang diterima adalah beras jenis medium," ungkapnya.
Ia menjelaskan, sehingga warganya keberatan dan kecewa, setelah dilihat berasnya memang tidak layak dikonsumsi.
"Kasihan warga, mentang-mentang dapat beras rastra masa disepelekan kayak gitu," ujarnya.
Ia menambahkan, rastra memang diberikan warga secara cuma-cuma, namun ketika akan dimasak, perlu berkali-kali dicuci, tetapi tetap dimasak oleh warga karena memang membutuhkannya.
Selain itu, menurut dia, timbangan beras juga rata-rata berkurang atau tidak sampai 10 kilogram, tetapi hal itu dimaklumi warga, karena kekurangan itu bisa diakibatkan penurunan karung-karung beras yang menggunakan gancu.
"Kami sudah menyerahkan dua karung beras ke lurah sebagai sampel," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah lebih jeli dalam hal membantu masyarakat, jangan memberikan bantuan beras seperti itu, dan pihaknya meminta Bulog agar menarik atau mengganti beras yang tidak layak tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Ketua RT RT 01/RW 17, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Nurahman, Jumat mengatakan, ada sekitar 30 dari total 33 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima rastra di wilayahnya yang menerima beras dalam keadaan tidak layak.
"Berasnya berwarna hitam, berdebu, berkutu, berbatu, dan bau. Padahal semestinya beras yang diterima adalah beras jenis medium," ungkapnya.
Ia menjelaskan, sehingga warganya keberatan dan kecewa, setelah dilihat berasnya memang tidak layak dikonsumsi.
"Kasihan warga, mentang-mentang dapat beras rastra masa disepelekan kayak gitu," ujarnya.
Ia menambahkan, rastra memang diberikan warga secara cuma-cuma, namun ketika akan dimasak, perlu berkali-kali dicuci, tetapi tetap dimasak oleh warga karena memang membutuhkannya.
Selain itu, menurut dia, timbangan beras juga rata-rata berkurang atau tidak sampai 10 kilogram, tetapi hal itu dimaklumi warga, karena kekurangan itu bisa diakibatkan penurunan karung-karung beras yang menggunakan gancu.
"Kami sudah menyerahkan dua karung beras ke lurah sebagai sampel," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah lebih jeli dalam hal membantu masyarakat, jangan memberikan bantuan beras seperti itu, dan pihaknya meminta Bulog agar menarik atau mengganti beras yang tidak layak tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018