Pontianak (Antaranews Kalbar) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sambas, Syamsuri mengatakan kenakalan remaja di daerah ini perlu menjadi perhatian semua pihak agar tindakan menyimpang bisa ditekan dan diarahkan pada kegiatan yang positif.

"Teroris di Kabupaten Sambas saat ini tidak ada dan yang ada adalah kenakalan remaja. Hal itu wajib diperhatikan agar kenakalan remaja bagaimana ke depanya bersama-sama dapat diminimalkan. Namun soal teroris perlu dicegah dan diwaspadai terus," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Kamis.

Syamsuri menyatakan kenakalan remaja yang sering terjadi satu di antaranya disebabkan pengaruh minuman beralkohol.

"Sumber kenakalan remaja itu harus dibasmi. Pihak kepolisian dan masyarakat harus mengawasinya, terutama juga kepada orang tua untuk memantau aktivitas anaknya," kata dia pula.

Ia mengimbau masyarakat untuk mencari solusi dan mengawasi dengan baik untuk mengantisipasi dan mengatasi kenakalan remaja maupun potensi masuk paham radikalisme di Sambas.

"Semua perlu peran serta masyarakat, dengan bersama kita akan dapat menciptakan kamtibmas," katanya pula.

Kapolres Sambas AKBP Cahyo Hadiprabowo menegaskan terkait upaya meminimalkan kenakalan remaja di Kabupaten Sambas, pihaknya telah melakukan Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) beberapa waktu lalu.

"Dalam operasi tersebut kami telah berhasil menjaring produsen minuman keras dan sudah diamankan dalam operasi tersebut. Selama Ramadhan ini juga kami bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas telah menggelar razia di sejumlah tempat," kata dia.

Anggota Gerakan Tangan Pemuda (GTP) Tomi menyebutkan di sejumlah desa ketika acara keramaian sudah menjadi rahasia publik sering ditemukan remaja atau pemuda mabuk-mabukan.

"Sering juga akibat mabuk-mabukan itu karena konsumsi minuman keras, sehingga menyebabkan perkelahian. Situasi itu harus menjadi perhatian pemerintah mulai dari masyarakat, pemerintah desa, dan pihak aparat agar tidak ada lagi mabuk-mabukan," kata dia pula.

 

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018