Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Muhammad Ridwan mengatakan, harga kebutuhan pokok di provinsi itu masih dalam kondisi stabil hingga akhir Agustus 2018.

"Pascaasap akibat pembakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalbar, kemudian setelah pelaksanaan Idul Adha kemarin, sampai saat ini harga bahan pokok di Kalbar masih stabil. Demikian dengan stok berbagai kebutuhan pokok, juga masih sangat tersedia," kata Ridwan di Pontianak, Kamis.

Dia mengatakan, asap tebal yang terjadi di Kalbar beberapa waktu lalu, tidak menimbulkan dampak pada kenaikan harga barang, karena sebagian besar kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar Kalimantan Barat, diangkut menggunakan jalur transportasi laut.

Baca juga: Warga Putussibau keluhkan harga sembako
Baca juga: Harga sembako di Kapuas Hulu naik

"Memang beberapa hari asap yang terjadi di Kalbar mengakibatkan beberapa pesawat mengalami delay, namun itu tidak mempengaruhi harga sembako," kata Ridwan.

Kalaupun saat ini terjadi kelangkaan pada salah satu kebutuhan pokok, pihaknya akan segera mengambil langkah koordinasi dengan pemerintah pusat, untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut.

"Kita juga akan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti para distributor, pelaku usaha, dan lembaga terkait lainnya, untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang," kata Ridwan.

Baca juga: Ibu rumah tangga di Pontianak keluhkan kenaikan harga sembako
Baca juga: Jelang Ramadhan harga sembako di Singkawang naik

Dia menambahkan, untuk menjaga kestabilan dan ketersediaan barang di daerah, pihaknya mengimbau agar pemerintah kabupaten/kota berperan secara aktif menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di wilayah masing-masing.

"Pemerintah kabupaten/kota juga diharapkan meningkatkan jumlah distributor terdaftar di wilayahnya melalui Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok (TDPUD), serta mendorong pelaporan stok oleh distributor terdaftar sesuai ketentuan Permendag 20/2017," kata dia.

Pemerintah daerah kata Ridwan, juga diminta agar melakukan pencatatan stok dan konsumsi di masing-masing daerah untuk mengetahui kondisi surplus atau defisit barang kebutuhan pokok.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018