Portugal (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 21 perempuan telah dibunuh di Portugal sejak awal 2018 dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan dalam hubungan intim, lebih banyak dari jumlahnya sepanjang tahun lalu, kata Observatorium mengenai Perempuan yang Dibunuh.
"Dua-puluh-satu perempuan telah tewas oleh mantan atau pasangan mereka saat ini atau oleh anggota keluarga dekat mereka sampai 12 September," kata Uni Perempuan bagi Alternatif dan Jawaban (UMAR) pada Kamis (13/9). Organisasi tersebut mengutip jumlah yang dikumpulkan oleh Observatorium mengenai Perempuan yang Dibunuh.
Bertolak-belakang dengan apa yang telah terjadi dengan pembunuhan, yang telah menunjukkan kecenderungan penurunan, jumlah pembunuhan terhadap perempuan tetap tak berubah, kata Elisabete Brasil, pemimpin UMAR sebagaimana dikutip Kantor Berita Portugal, Lusa.
Baca juga: Ayah bertempramen tinggi aniaya anak hingga tewas
Baca juga: Saksi Akui Ibunya Sering Melakukan Kekarasan Fisik
"Masih terlalu dini untuk berbicara mengenai jumlah keseluruhan, tapi kami sudah mengkonfirmasi 21 perempuan. Dan ini adalah pertimbangan kasar yang kami lakukan pada September dan kami sudah memiliki tingkat kematian yang sama dibandingkan dengan tahun lalu," kata wanita pejabat itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Jumlah dari laporan UMAR tahun lalu mengungkapkan sedikitnya 20 perempuan dibunuh dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Elisabete Brasil mengatakan tingkat kekerasan dan penderitaan yang diderita korban juga telah meningkat.
Ia menyalahkan tokoh politik dan masyarakat umum atas apa yang ia gambarkan sebagai "kebungkaman" terhadap kematian akibat kekerasan dalam rumah tangga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018