Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Pelabuhan Indonesia II/IPC akan memulai pemancangan tiang untuk pembangunan dermaga di Pelabuhan Terminal Kijing yang berada satu kilometer di tengah laut dari bibir Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
"Untuk tahap awal, panjang dermaga yang ke tengah laut satu kilometer," kata Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II Dani Yusri di Mempawah, Jumat.
Di dermaga tersebut nantinya akan dibuat tambatan untuk lima kapal besar. Ia menjelaskan, secara keseluruhan, panjang dermaga di pelabuhan itu bakal mencapai lima kilometer.
"Panjang dermaga yang ke tengah laut, nantinya mencapai 3,5 kilometer dari pantai," kata dia.
Tiang pancang yang dibutuhkan mencapai 4.000 batang dengan panjang masing-masing 60 meter. Sehingga total panjang tiang pancang mencapai 240 kilometer. PT Pelindo II menggandeng PT Wijaya Karya (Wika) dalam proyek ini.
Kedalaman di areal 3,5 kilometer tersebut hingga 15 meter. Artinya, kata Dani Yusri, kapal dengan bobot 70 ribu hingga 100 ribu DWT (deadweight tonnage) atau jumlah bobot/berat yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam sampai batas yang diizinkan.
Kondisi itu jauh berbeda dengan Pelabuhan Dwikora yang ada di Kota Pontianak. Saat ini, untuk menuju Pelabuhan Dwikora, kapal harus memasuki alur Sungai Kapuas yang kedalamannya terbatas. "Kapal tidak bisa diatas kedalaman enam meter, ini dapat menghambat pergerakan barang," kata Dani Yusri.
Pelabuhan Terminal Kijing dirancang untuk dapat dimanfaatkan antara 50 tahun hingga 100 tahun mendatang.
"Hasil kekayaan alam Kalbar seperti sawit dan karet maupun tambang dapat diekspor langsung ke negara tujuan tanpa harus melewati pelabuhan lain di Indonesia," kata Dani Yusri.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Mempawah Suharjo Lie mengatakan, Kabupaten Mempawah khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya patut berbangga dapat menjadi lokasi pembangunan pelabuhan tersebut.
"Dari sekian banyak daerah yang mengusulkan, Mempawah yang jadi lokasinya," kata Suharjo Lie.
Investasi untuk pembangunan mencapai belasan triliun rupiah. "Tahap awal, baru Rp2,7 triliun," kata dia.
Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering.
Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.
Pada pengembangan tahap pertama, IPC akan membangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya.
Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektare untuk dermaga curah kering, 7 hektare untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektare untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektar untuk dermaga curah cair. Pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Untuk tahap awal, panjang dermaga yang ke tengah laut satu kilometer," kata Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II Dani Yusri di Mempawah, Jumat.
Di dermaga tersebut nantinya akan dibuat tambatan untuk lima kapal besar. Ia menjelaskan, secara keseluruhan, panjang dermaga di pelabuhan itu bakal mencapai lima kilometer.
"Panjang dermaga yang ke tengah laut, nantinya mencapai 3,5 kilometer dari pantai," kata dia.
Tiang pancang yang dibutuhkan mencapai 4.000 batang dengan panjang masing-masing 60 meter. Sehingga total panjang tiang pancang mencapai 240 kilometer. PT Pelindo II menggandeng PT Wijaya Karya (Wika) dalam proyek ini.
Kedalaman di areal 3,5 kilometer tersebut hingga 15 meter. Artinya, kata Dani Yusri, kapal dengan bobot 70 ribu hingga 100 ribu DWT (deadweight tonnage) atau jumlah bobot/berat yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam sampai batas yang diizinkan.
Kondisi itu jauh berbeda dengan Pelabuhan Dwikora yang ada di Kota Pontianak. Saat ini, untuk menuju Pelabuhan Dwikora, kapal harus memasuki alur Sungai Kapuas yang kedalamannya terbatas. "Kapal tidak bisa diatas kedalaman enam meter, ini dapat menghambat pergerakan barang," kata Dani Yusri.
Pelabuhan Terminal Kijing dirancang untuk dapat dimanfaatkan antara 50 tahun hingga 100 tahun mendatang.
"Hasil kekayaan alam Kalbar seperti sawit dan karet maupun tambang dapat diekspor langsung ke negara tujuan tanpa harus melewati pelabuhan lain di Indonesia," kata Dani Yusri.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Mempawah Suharjo Lie mengatakan, Kabupaten Mempawah khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya patut berbangga dapat menjadi lokasi pembangunan pelabuhan tersebut.
"Dari sekian banyak daerah yang mengusulkan, Mempawah yang jadi lokasinya," kata Suharjo Lie.
Investasi untuk pembangunan mencapai belasan triliun rupiah. "Tahap awal, baru Rp2,7 triliun," kata dia.
Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering.
Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.
Pada pengembangan tahap pertama, IPC akan membangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya.
Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektare untuk dermaga curah kering, 7 hektare untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektare untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektar untuk dermaga curah cair. Pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018