Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tananaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Heronimus Hero menyebutkan bahwa peningkatan produksi padi merupakan satu di antara beberapa tantangan di Kalbar.

"Saat ini produksi padi di Kalbar masih bergerak di sekitar tiga ton per hektare. Hal itu akan terus ditingkat lagi dengan maksimal," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Hero menjelaskan bahwa pada sisi lain rendahnya produksi padi di Kalbar juga bisa menjadi peluang. Hal itu karena masih ada peluang dan harus terus dihadirkan produksi yang tinggi.

"Kalau di Pulau Jawa produksi sudah mencapai 5 -6 ton per hektare. Kita masih di bawah. Oleh karena itu terus kita dorong petani untuk meningkatkan produksi padinya," papar dia.


Baca juga: Produksi padi Kalbar 2018 capai 1,62 juta ton GKG

Ia menilai rendahnya produksi di Kalbar karena masih banyak yang dalam budidya padi tersebut di ladang dan sawah tadah hujan. Hal itu tentu mempengaruhi rata - rata produksi karena memang jauh hasilnya dengan sawah.

"Kalau di ladang kadang produksinya hanya 1,5 ton per hektare. Sedangkan untuk sawah bisa mencapai 4-6 ton per hektare. Jika dirata - ratakan maka produksi kita masih rendah," katanya.

Peningkatan produksi tentu menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat dan daerah. Itu perlu paket teknologi tepat guna untuk meningkatkannya.

"Namun yang sangat penting lagi niat dan kemauan petani terutama bagaimana menggunakan bibit unggul dan menyesuaikan musim tanam. Jika tadah hujan tentunya saat musim hujan menanamnya," jelas dia.
 

Baca juga: Produksi padi di Kalbar 1,6 juta ton

Pihaknya juga akan terus mensosialiasikan dan edukasi masyarakat untuk bisa menggunakan pupuk seimbang dan tepat.

"Masih banyak petani di Kalbar yang mengandalkan alam saja. Hal itu tentu berpengaruh pada produksi padi," sebut dia.

Sementara kata dia, tantangan lainnya secara umum dalam pertanian terutama budidaya padi yakni ketersedian sumber daya lahan. Bahkan saat ini ada polemik data, yang menunjukan lahan pertanian di Kalbar semakin berkurang.

"Berkurangnya data lahan yang dipegang pemerintah pusat kita validasi lagi. Itu sebenarnya tidak sesuai dengan di lapangan. Data lahan adalah acuan dalam merasionalisasi untuk pupuo, bibit dan lainnya," kata dia.

Pada 2018 lalu produksi padi di Kalbar mencapai 1,62 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luasan tanam sekitar 600 ribuan hektare yang tersebar di 14 kabupaten dan kota di Kalbar.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019