Bupati Sintang Jarot Winarno, membuka sosialisasi strategi nasional Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting (KP2S) di Kabupaten Sintang di Aula Dinas Kesehatan Sintang.
"Stunting itu bukan karena kurang makan," kata Jarot. "Jangan karena anak kita pendek, kerdil lalu kita paksa-paksa makan banyak," tambahnya.
Pria lulusan kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan, beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab stunting.
Menurut Jarot, sejak awal kehidupan seorang anak, sering kali ditemui sang ibu melakukan kesalahan fatal dengan tidak memberikan ASI selama 6 bulan pertama dan pemberian MP-ASI (makanan pendamping ASI) yang kurang sesuai dengan aturan kesehatan.
"Kita ini baru berapa hari lahir, anak udah dikasih madu, nanti baru umur sebulan udah dikasih pisang, belum lagi permasalahan air bersih dan lingkungan rumah yang belum bersih," ungkapnya.
Dijelaskannya, usus anak itu jadi tebal, yang harusnya usus menyerap sari makanan malah sibuk membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Karena air untuk nyuci dan untuk masak makanan belum bersih. "Setelah itu, makanan bergizi masuk pun akan jadi sulit terserap," terangnya lagi.
Dengan adanya proses sosialisasi ini, selaku pimpinanan daerah Kabupaten Sintang Jarot berharap agar stakeholder yang bekerja di area Kabupaten Sintang dapat saling bersinergi untuk menurunkan angka kemiskinan yang ada.
Karena kemiskinan menjadi salah satu faktor yang juga menyebabkan angka stunting di masyarakat tinggi, hingga 33 persen di Kabupaten Sintang.
Pada pertemuan ini hadir Novel Gafur selaku Regional Manager wilayah Kalimantan Barat mewakili Tim KP2S Nasional.
Jarot mengalungkan sebuah syal tenun ikat sebagai kenang-kenangan kedatangan beliau di Sintang.
Henri Harahap mewakili Sekretaris Daerah selaku Ketua KP2S Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa ada beberapa program pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal yang ikut terlibat dalam KP2S. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Program Pamsimas, Koalisi Peduli Anak Sintang, dan PKK.
"Acara hari ini bertujuan agar tim pelaksana aksi Kabupaten menjadi paham dan mampu untuk melaksanakan tahapan aksi penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Sintang seperti yang sudah kita rencanakan sebelumnya," kata Henri.
Baca juga: Empat kecamatan masih berstatus stunting di Kapuas Hulu
Sosialisasi ini diadakan selama 1 hari, nanti setelah acara pembukaan ini akan ada paparan dari narasumber, tim KP2S pusat.
Tampak hadir pada acara ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harsinto Linoh dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus.
Selain itu terlihat pula, sejumlah perwakilan instansi vertikal dan forkopimda di linkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Stunting itu bukan karena kurang makan," kata Jarot. "Jangan karena anak kita pendek, kerdil lalu kita paksa-paksa makan banyak," tambahnya.
Pria lulusan kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan, beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab stunting.
Menurut Jarot, sejak awal kehidupan seorang anak, sering kali ditemui sang ibu melakukan kesalahan fatal dengan tidak memberikan ASI selama 6 bulan pertama dan pemberian MP-ASI (makanan pendamping ASI) yang kurang sesuai dengan aturan kesehatan.
"Kita ini baru berapa hari lahir, anak udah dikasih madu, nanti baru umur sebulan udah dikasih pisang, belum lagi permasalahan air bersih dan lingkungan rumah yang belum bersih," ungkapnya.
Dijelaskannya, usus anak itu jadi tebal, yang harusnya usus menyerap sari makanan malah sibuk membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Karena air untuk nyuci dan untuk masak makanan belum bersih. "Setelah itu, makanan bergizi masuk pun akan jadi sulit terserap," terangnya lagi.
Dengan adanya proses sosialisasi ini, selaku pimpinanan daerah Kabupaten Sintang Jarot berharap agar stakeholder yang bekerja di area Kabupaten Sintang dapat saling bersinergi untuk menurunkan angka kemiskinan yang ada.
Karena kemiskinan menjadi salah satu faktor yang juga menyebabkan angka stunting di masyarakat tinggi, hingga 33 persen di Kabupaten Sintang.
Pada pertemuan ini hadir Novel Gafur selaku Regional Manager wilayah Kalimantan Barat mewakili Tim KP2S Nasional.
Jarot mengalungkan sebuah syal tenun ikat sebagai kenang-kenangan kedatangan beliau di Sintang.
Henri Harahap mewakili Sekretaris Daerah selaku Ketua KP2S Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa ada beberapa program pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal yang ikut terlibat dalam KP2S. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Program Pamsimas, Koalisi Peduli Anak Sintang, dan PKK.
"Acara hari ini bertujuan agar tim pelaksana aksi Kabupaten menjadi paham dan mampu untuk melaksanakan tahapan aksi penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Sintang seperti yang sudah kita rencanakan sebelumnya," kata Henri.
Baca juga: Empat kecamatan masih berstatus stunting di Kapuas Hulu
Sosialisasi ini diadakan selama 1 hari, nanti setelah acara pembukaan ini akan ada paparan dari narasumber, tim KP2S pusat.
Tampak hadir pada acara ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harsinto Linoh dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus.
Selain itu terlihat pula, sejumlah perwakilan instansi vertikal dan forkopimda di linkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019