Kampung halaman Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir yaitu Kecamatan Bunut Hilir sampai saat ini masih berstatus stunting yang dikarenakan beberapa faktor pola hidup masyarakat setempat.
" Stunting itu memang ada di empat kecamatan di Kapuas Hulu salah satunya di Kecamatan Bunut Hilir, Embaloh Hilir, Jongkong dan ada satu kecamatan lagi," kata Nasir usai koordinasi lintas sektoral di Gedung DPRD Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu.
Menurut Nasir, secara medis stunting itu bukan karena faktor keturunan, namun lebih kepada pola makan asupan gizi dan protein di masyarakat itu sendiri.
Disampaikan dia, untuk mengatasi stunting di Kapuas Hulu itu memang sudah ada tim, tetapi perlu lagi sinergitas dari pemangku kepentingan mulai dari Bupati sampai tingkat kecamatan dan desa termasuk masyarakat.
" Yang jelas stunting itu harus teratasi agar generasi - generasi kita bisa normal sesuai standar kesehatan," kata Nasir.
Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Harisson mengatakan persoalan stunting merupakan persoalan secara nasional termasuk di Kapuas Hulu.
" Itu lebih ke pola asupan gizi, seperti halnya Bunut Hilir kita ketahui bersama itu daerah penghasil ikan, namun belum tentu masyarakatnya gemar makan ikan atau pun asupan gizi lainnya," jelas Harisson.
Untuk mengatasi stunting itu kata Harisson memang sudah ada upaya pemerintah, namun hal tersebut perlu sinergitas semua pihak.
"Yang terpenting itu pola hidup sehat dan makan makanan yang bergizi," kata Harisson.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang mengakibatkan ukuran anak tidak sesuai usia, atau kelainan masa pertumbuhan pada anak.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019