Komunitas Bela Indonesia (KBI) Chapter Kalimantan Barat mengajak masyarakat untuk terus merawat kebinekaan agar terhindar dari perpecahan yang merugikan anak bangsa.
“Ajakan dan seruan ini juga kita tuangkan dan dibedah dalam seminar kebinekaan. Dengan seminar diharapkan dapat menanamkan dan memperdalam kepedulian terhadap keberagaman di masyarakat yang penting dalam mencegah munculnya konflik,” kata Ketua Pelaksana seminar kebinekaan, Hasanah di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat di Kalbar perlu mewaspadai perkembangan paham radikalisme. Paham ini mengeroposi pondasi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi dan merayakan kebinekaan masyarakatnya.
Baca juga: Ayo rangkul keberagaman dan kebhinnekaan
“Termasuk di dalam pembahasannya adalah perkembangan paham radikalisme di dunia pendidikan,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa merujuk pada survei nasional yang dilakukan PPIM tahun 2018 lalu, paham intoleransi telah merasuki para pendidik sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi.
“Namun, informasi yang lebih utuh mengenai kondisi pendidikan di Kalimantan Barat terkait isu radikalisme belum tersedia. Kita perlu menyegerakan pengumpulan informasi ini agar dapat membangun langkah intervensi yang lebih optimal,” kata dia.
Baca juga: Cegah pengaruh paham radikal di kalangan pelajar
Pada seminar tersebut juga diluncurkan pula buku bertajuk “Toleransi dari Kita untuk Kita,”, yakni kumpulan tulisan dari anggota KBI Kalimantan Barat yang sebelumnya telah diunggah di blog www.kitebalak.net. Karya lain berupa video maupun meme internet yang telah disiarkan melalui akun sosial media KBI Kalbar juga ditayangkan di dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Ketua KBI Chapter Kalbar , Rustandi mengatakan bahwa sebagai bagian dari jaringan KBI yang tersebar di 20 provinsi pihaknya memang aktif mengampanyekan nilai-nilai Pancasila melalui media maya. Hal itu dilakukan agar dapat menjangkau publik yang lebih luas.
“Kami juga melakukan aksi-aksi sosial sebagai perwujudan nilai Pancasila, seperti dalam merespon gempa di Sulawesi Tengah dan upaya menjaga kebersihan kota saat awal tahun baru 2019, ” katanya.
Baca juga: Rusman Ali ajak ulama cegah paham radikal
Hadir sebagai pembicara dalam seminar adalah Dr.Syarifah Ema Rahmaniah MSc.ed yang merupakan dosen Universitas Tanjungpura Pontianak, Subandri Simbolon, M, dosen Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, Herlambang, M.Si, dari Badan Intelijen Negara Daerah Kalbar dan Andy Yentriyani (ketua SAKA/ Suar Asa Khatulistiwa).
Kegiatan tersebut diikuti oleh lebih 100 peserta dari kalangan milenial, pemuka agama, pengamat politik, pelajar dan mahasiswa yang dirangkul secara khusus oleh KBI Chapter Kalimantan Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
“Ajakan dan seruan ini juga kita tuangkan dan dibedah dalam seminar kebinekaan. Dengan seminar diharapkan dapat menanamkan dan memperdalam kepedulian terhadap keberagaman di masyarakat yang penting dalam mencegah munculnya konflik,” kata Ketua Pelaksana seminar kebinekaan, Hasanah di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat di Kalbar perlu mewaspadai perkembangan paham radikalisme. Paham ini mengeroposi pondasi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi dan merayakan kebinekaan masyarakatnya.
Baca juga: Ayo rangkul keberagaman dan kebhinnekaan
“Termasuk di dalam pembahasannya adalah perkembangan paham radikalisme di dunia pendidikan,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa merujuk pada survei nasional yang dilakukan PPIM tahun 2018 lalu, paham intoleransi telah merasuki para pendidik sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi.
“Namun, informasi yang lebih utuh mengenai kondisi pendidikan di Kalimantan Barat terkait isu radikalisme belum tersedia. Kita perlu menyegerakan pengumpulan informasi ini agar dapat membangun langkah intervensi yang lebih optimal,” kata dia.
Baca juga: Cegah pengaruh paham radikal di kalangan pelajar
Pada seminar tersebut juga diluncurkan pula buku bertajuk “Toleransi dari Kita untuk Kita,”, yakni kumpulan tulisan dari anggota KBI Kalimantan Barat yang sebelumnya telah diunggah di blog www.kitebalak.net. Karya lain berupa video maupun meme internet yang telah disiarkan melalui akun sosial media KBI Kalbar juga ditayangkan di dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Ketua KBI Chapter Kalbar , Rustandi mengatakan bahwa sebagai bagian dari jaringan KBI yang tersebar di 20 provinsi pihaknya memang aktif mengampanyekan nilai-nilai Pancasila melalui media maya. Hal itu dilakukan agar dapat menjangkau publik yang lebih luas.
“Kami juga melakukan aksi-aksi sosial sebagai perwujudan nilai Pancasila, seperti dalam merespon gempa di Sulawesi Tengah dan upaya menjaga kebersihan kota saat awal tahun baru 2019, ” katanya.
Baca juga: Rusman Ali ajak ulama cegah paham radikal
Hadir sebagai pembicara dalam seminar adalah Dr.Syarifah Ema Rahmaniah MSc.ed yang merupakan dosen Universitas Tanjungpura Pontianak, Subandri Simbolon, M, dosen Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, Herlambang, M.Si, dari Badan Intelijen Negara Daerah Kalbar dan Andy Yentriyani (ketua SAKA/ Suar Asa Khatulistiwa).
Kegiatan tersebut diikuti oleh lebih 100 peserta dari kalangan milenial, pemuka agama, pengamat politik, pelajar dan mahasiswa yang dirangkul secara khusus oleh KBI Chapter Kalimantan Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019