Pontianak (ANTARA) - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar) menggelar pembinaan rohani anggota polisi di jajarannya untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan intoleransi di jajaran kepolisian daerah setempat.
"Paham radikalisme dan intoleransi dapat memasuki ke semua tempat dan lapisan masyarakat termasuk keluarga besar Polri, itu perlu diwaspadai," kata Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Pipit Rismanto, di Pontianak, Rabu.
Disampaikan Pipit, media sosial sangat berpengaruh cepat dalam penyebaran paham radikalisme dan intoleransi, sehingga perlu disikapi dengan serius di seluruh jajaran internal Polri.
Menurut dia, salah satu upaya antisipasi pencegahan paham radikalisme dan intoleransi maka dalam penerimaan rekrutmen anggota Polri harus sesuai ketentuan khususnya tes psikologi, kejiwaan dan wawasan kebangsaan sehingga diharapkan tidak ada calon anggota Polri yang terpapar radikalisme dan intoleransi.
Pipit juga memerintahkan seluruh pimpinan di jajaran kepolisian wilayah Kalbar untuk melakukan pengawasan terhadap internal anggotanya di masing-masing wilayah.
Hal tersebut mesti menjadi perhatian serius, sebab kata Pipit sifat radikal dan intoleran tidak hanya pada agama atau golongan tertentu. Namun, bisa saja terjadi pada siapapun karena menganggap bahwa keyakinan maupun pemahamannya yang paling benar.
"Saya minta seluruh pimpinan wajib melaksanakan pengawasan melekat (Waskat)secara berlapis dan harus paham terhadap anak buah masing-masing, mereka harus tau cara mengawasi anak buahnya dan harus tahu anggota yang punya pemikiran radikal, agar segera mengambil langkah," tegas Pipit.
Diketahui, dalam pembinaan rohani tersebut, Polda Kalbar bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalimantan Barat sebagai narasumber yang diikuti oleh seluruh jajaran kepolisian di Kalimantan Barat.
Polda Kalbar gelar pembinaan rohani kepada anggota cegah paham radikal
Rabu, 25 Oktober 2023 22:14 WIB