Putussibau (Antaranews Kalbar) - Kasubdit IV Kamneg Direktorat Intelijen Keamanan Polda Kalbar, AKBP Munizar mengatakan penguatan semangat kebangsaan penting dilakukan di kalangan pelajar agar terhindar dari pengaruh paham radikal yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pentingnya semangat kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sudah kami sampaikan juga saat Konferensi wilayah XXII Pelajar Islam Indonesia Kalimantan Barat," kata Munizar menghubungi Antara, di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalbar, Senin.
Ditegaskan Munizar, peranan generasi muda khususnya pelajar sangat penting dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut dia, memperkuat paham kebangsaan merupakan modal untuk memperkuat daya tangkal terhadap ideologi radikal terorisme yang harus dimulai dari kalangan pelajar.
Baca juga: Polres Bahas Pencegahan Ormas Radikal Jelang Pemilu
Disampaikan Munizar, Indonesia merupakan negara majemuk, ada ratusan suku dan bahasa serta ada bermacam agama tetap bersatu, itulah yang harus disyukuri.
"Kemajemukan itu akan rusak jika kita sebagai anak bangsa tidak dapat merawatnya," ajak Munizar.
Ia juga mengatakan saat Konferensi wilayah XXII Pelajar Islam Indonesia Kalimantan Barat pada Sabtu (2/2) belum lama ini, dirinya menjadi pemateri terkait pentingnya semangat kebangsaan di kalangan pelajar.
Termasuk gambaran terkait beberapa konflik negara di Timur Tengah menjadi bukti bahwa perpecahan antar sesama anak bangsa dapat berakibat fatal bagi keutuhan suatu negara.
"Itu jangan sampai terjadi di negara kita," tegas Munizar.
Oleh karena itu, kata Munizar, generasi muda bangsa saat ini harus mampu bekerja keras dan menghindari sejak dini paham radikal terorisme yang dapat merusak wawasan kebangsaan.
Ia menuturkan, istilah radikal tidak selalu bermakna negatif, namun juga bisa bermakna positif di antaranya adanya perubahan dari tidak pernah beribadah menjadi rajin beribadah.
Baca juga: NH Di Mata Mantan Aktivis Dan Sahabatnya
Tetapi radikal yang bermakna negatif adalah intoleransi, anti Pancasila, anti NKRI dan penyebaran paham Takfiri dan itulah radikalisme yang yang sebenarnya.
Selain itu, Munizar mengingatkan agar kalangan pelajar dapat cerdas menggunakan media sosial terutama yang berkaitan informasi atau berita yang belum jelas kebenarannya.
"Kecenderungan remaja di tingkat pelajar dan mahasiswa yang aktif menggunakan gadget dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme menyebarkan pahamnya dan merekrut anggota, itu harus diwaspadai," tegas Munizar.
Sementara itu, Pengurus wilayah Pelajaran Islam Indonesia Kalimantan Barat, Achmad Ghazali mengatakan peranan generasi muda khususnya pelajar menghindari paham radikal terorisme itu sangat penting.
"Tentu upaya kepolisian itu perlu kita dukung, apalagi sangat bermanfaat bagi generasi muda khususnya pelajar Islam Indonesia agar tertanam karakter kebangsaan, cinta Tanah Air dan memiliki daya tangkal paham radikal terorisme," ucap Achmad Ghazali.
Baca juga: Polres Singkawang Sambangi Tokoh Agama Cegah Radikalisme
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Pentingnya semangat kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sudah kami sampaikan juga saat Konferensi wilayah XXII Pelajar Islam Indonesia Kalimantan Barat," kata Munizar menghubungi Antara, di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalbar, Senin.
Ditegaskan Munizar, peranan generasi muda khususnya pelajar sangat penting dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut dia, memperkuat paham kebangsaan merupakan modal untuk memperkuat daya tangkal terhadap ideologi radikal terorisme yang harus dimulai dari kalangan pelajar.
Baca juga: Polres Bahas Pencegahan Ormas Radikal Jelang Pemilu
Disampaikan Munizar, Indonesia merupakan negara majemuk, ada ratusan suku dan bahasa serta ada bermacam agama tetap bersatu, itulah yang harus disyukuri.
"Kemajemukan itu akan rusak jika kita sebagai anak bangsa tidak dapat merawatnya," ajak Munizar.
Ia juga mengatakan saat Konferensi wilayah XXII Pelajar Islam Indonesia Kalimantan Barat pada Sabtu (2/2) belum lama ini, dirinya menjadi pemateri terkait pentingnya semangat kebangsaan di kalangan pelajar.
Termasuk gambaran terkait beberapa konflik negara di Timur Tengah menjadi bukti bahwa perpecahan antar sesama anak bangsa dapat berakibat fatal bagi keutuhan suatu negara.
"Itu jangan sampai terjadi di negara kita," tegas Munizar.
Oleh karena itu, kata Munizar, generasi muda bangsa saat ini harus mampu bekerja keras dan menghindari sejak dini paham radikal terorisme yang dapat merusak wawasan kebangsaan.
Ia menuturkan, istilah radikal tidak selalu bermakna negatif, namun juga bisa bermakna positif di antaranya adanya perubahan dari tidak pernah beribadah menjadi rajin beribadah.
Baca juga: NH Di Mata Mantan Aktivis Dan Sahabatnya
Tetapi radikal yang bermakna negatif adalah intoleransi, anti Pancasila, anti NKRI dan penyebaran paham Takfiri dan itulah radikalisme yang yang sebenarnya.
Selain itu, Munizar mengingatkan agar kalangan pelajar dapat cerdas menggunakan media sosial terutama yang berkaitan informasi atau berita yang belum jelas kebenarannya.
"Kecenderungan remaja di tingkat pelajar dan mahasiswa yang aktif menggunakan gadget dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme menyebarkan pahamnya dan merekrut anggota, itu harus diwaspadai," tegas Munizar.
Sementara itu, Pengurus wilayah Pelajaran Islam Indonesia Kalimantan Barat, Achmad Ghazali mengatakan peranan generasi muda khususnya pelajar menghindari paham radikal terorisme itu sangat penting.
"Tentu upaya kepolisian itu perlu kita dukung, apalagi sangat bermanfaat bagi generasi muda khususnya pelajar Islam Indonesia agar tertanam karakter kebangsaan, cinta Tanah Air dan memiliki daya tangkal paham radikal terorisme," ucap Achmad Ghazali.
Baca juga: Polres Singkawang Sambangi Tokoh Agama Cegah Radikalisme
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019