Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendukung penuh dan siap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia.
“Kita dari perusahaan sawit yang tergabung di Gapki sudah dan terus melakukan antisipasi karhutla. Sejumlah langkah dan upaya secara berkelanjutan terus dilakukan,” ujar Wakil Ketua Umum II Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Pusat, Susanto Yang di sela 3rd Borneo Forum di Pontianak, Jumat.
Susanto menjelaskan satu di antara upaya dilakukan selain di internal yakni juga melibatkan masyarakat seperti pelatihan antisipasi dan mitigasi karhutla. Pelatihan sudah dan terus dimaksimalkan.
“Kita terus meningkatkan upaya mencegah terjadi karhutla di sekitar konsesi dengan pembentukan Desa Siaga Api di berbagai daerah dengan berbagai nama. Kegiatan ini akan terus ditingkatkan dan dilanjutkan untuk ke depannya," papar nya. Pihaknya sangat mendukung pihak kepolisian dan pemerintah daerah untuk tindakan pencegahan agar tidak ada karhutla.
“Upaya bersama dan terus mewujudkan bebas karhutla di Indonesia harus menjadi komitmen bersama dan kami siap soal itu. Langkah antisipasi terus dilakukan,” sebut dia.
Disinggung soal hadirnya Pelabuhan Internasional Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, Susanto menilai tentu sangat memberikan angin segar bagi efisiensi dan peningkatan daya saing CPO Kalimantan Barat.
“Dengan hadirnya pelabuhan tersebut tentu bisa langsung ke tujuan ekspor dan tidak harus melalui pelabuhan lainnya seperti selama ini. Jika melalui melalui Pelabuhan Kijing maka daya saing kita tentu lebih tinggi,” kata dia.
Terkait arahan Gubernur Kalbar, Sutarmidji saat membuka 3rd Borneo Forum 20 Maret 2019 di Pontianak, peranan industri perkebunan sawit harus terus berbenah. Upaya perbaikan tata kelola sawit harus dilakukan dengan maksimal.
“Soal arahan Gubernur Kalbar kami akan melihat apa saja yang dibutuhkan dan lainnya. Kemudian kita akan menyusun program kerja. Kita juga akan mendukung program desa mandiri yang dicanangkan Gubernur Kalbar tersebut,” papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
“Kita dari perusahaan sawit yang tergabung di Gapki sudah dan terus melakukan antisipasi karhutla. Sejumlah langkah dan upaya secara berkelanjutan terus dilakukan,” ujar Wakil Ketua Umum II Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Pusat, Susanto Yang di sela 3rd Borneo Forum di Pontianak, Jumat.
Susanto menjelaskan satu di antara upaya dilakukan selain di internal yakni juga melibatkan masyarakat seperti pelatihan antisipasi dan mitigasi karhutla. Pelatihan sudah dan terus dimaksimalkan.
“Kita terus meningkatkan upaya mencegah terjadi karhutla di sekitar konsesi dengan pembentukan Desa Siaga Api di berbagai daerah dengan berbagai nama. Kegiatan ini akan terus ditingkatkan dan dilanjutkan untuk ke depannya," papar nya. Pihaknya sangat mendukung pihak kepolisian dan pemerintah daerah untuk tindakan pencegahan agar tidak ada karhutla.
“Upaya bersama dan terus mewujudkan bebas karhutla di Indonesia harus menjadi komitmen bersama dan kami siap soal itu. Langkah antisipasi terus dilakukan,” sebut dia.
Disinggung soal hadirnya Pelabuhan Internasional Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, Susanto menilai tentu sangat memberikan angin segar bagi efisiensi dan peningkatan daya saing CPO Kalimantan Barat.
“Dengan hadirnya pelabuhan tersebut tentu bisa langsung ke tujuan ekspor dan tidak harus melalui pelabuhan lainnya seperti selama ini. Jika melalui melalui Pelabuhan Kijing maka daya saing kita tentu lebih tinggi,” kata dia.
Terkait arahan Gubernur Kalbar, Sutarmidji saat membuka 3rd Borneo Forum 20 Maret 2019 di Pontianak, peranan industri perkebunan sawit harus terus berbenah. Upaya perbaikan tata kelola sawit harus dilakukan dengan maksimal.
“Soal arahan Gubernur Kalbar kami akan melihat apa saja yang dibutuhkan dan lainnya. Kemudian kita akan menyusun program kerja. Kita juga akan mendukung program desa mandiri yang dicanangkan Gubernur Kalbar tersebut,” papar dia.
Editor : Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019