Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono menyatakan antisipasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalbar dan daerah lainnya merupakan tanggung jawab bersama.
"Berbicara tentang Karhutla, kita semuanya ingat dan menyaksikan bahkan mengalami dampak dari Karhutla tahun 2018, terdapat 2.842 titik api, dengan luas lahan yang terbakar sekitar 1.152,51 hektare (ha), dan berhasil dipadamkan seluas 852,78 ha atau setara 73,99 persen, sehingga perlu menjadi perhatian bersama, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya Karhutla di tahun 2019 ini," kata Didi Haryono di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, kebakaran lahan yang terjadi itu sangat berdampak pada kehidupan manusia terutama pada anak-anak, hilangnya keragaman hayati, terganggunya aktivitas ekonomi karena terjadinya pembatalan penerbangan, baik internasional maupun domestik, yang terjadi hampir di sebagian pulau besar Indonesia khususnya Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
"Kita mengetahui bahwa Kalbar memiliki kondisi geografis yang sangat luas, serta terdapat lahan perkebunan dan pertanian, dan juga hamparan lahan gambut, sehingga menjadi tanggung jawab semua pihak untuk saling mengingatkan agar kembali siaga dan tanggap terhadap kemungkinan terjadinya Karhutla, salah satunya tidak membakar lahan," katanya.
Menurut dia, Polda Kalbar dan Kodam XII/Tanjungpura telah melakukan langkah-langkah konkret dalam melakukan penanggulangan Karhutla, baik secara preemtif maupun preventif dengan mengedepankan personil-personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta kades/lurah sebagai kekuatan tiga pilar yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
"Ketiganya diberdayakan secara intensif untuk membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya dan dampak Karhutlah serta melakukan pencegahan dan pemadaman dini di lingkungan masing-masing," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar mengajak semua pihak untuk sinergi, di antaranya melakukan deteksi dini, seperti perusahaan kelapa sawit telah mempunyai SOP dalam penanganan Karhutla di wilayah kerjanya masing-masing, dan telah dibentuk satuan petugas pemadam kebakaran untuk memantau perkembangan situasi, baik secara manual maupun menggunakan peralatan pemantau melalui satelit.
"Kemudian aktifkan kembali pembuatan embung-embung air sebagai cadangan dan parit yang memutus berkembangnya titik api, sehingga sebelum terjadinya kebakaran, upaya yang dilakukan telah optimal dalam menghadapi keadaan yang terburuk," ujarnya.
Kemudian, pencegahan dini dengan dukungan program pemerintah, Polri dan TNI untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan, pencegahan dini, serta pemadaman di lingkungan masing-masing khususnya di sekitar wilayah perkebunan sawit, yang tujuannya mengoptimalkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah dan swasta sebanyak mungkin dalam pencegahan dini tersebut.
"Ketiga adalah peningkatan kinerja Satgas Karhutla tentunya dengan dukungan semua sumber daya personil, materiil dan logistik serta sarana prasarana yang kita miliki untuk memadamkan api tersebut," katanya.
Dia juga berharap, dengan dilaksanakan apel siaga darurat pencegahan kebakaran hutan dan lahan Provinsi Kalbar 2019 sehingga semua pihak memiliki komitmen yang kuat dalam menghadapi dan mengedepankan upaya pencegahan Karhutla di tahun 2019 ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Berbicara tentang Karhutla, kita semuanya ingat dan menyaksikan bahkan mengalami dampak dari Karhutla tahun 2018, terdapat 2.842 titik api, dengan luas lahan yang terbakar sekitar 1.152,51 hektare (ha), dan berhasil dipadamkan seluas 852,78 ha atau setara 73,99 persen, sehingga perlu menjadi perhatian bersama, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya Karhutla di tahun 2019 ini," kata Didi Haryono di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, kebakaran lahan yang terjadi itu sangat berdampak pada kehidupan manusia terutama pada anak-anak, hilangnya keragaman hayati, terganggunya aktivitas ekonomi karena terjadinya pembatalan penerbangan, baik internasional maupun domestik, yang terjadi hampir di sebagian pulau besar Indonesia khususnya Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
"Kita mengetahui bahwa Kalbar memiliki kondisi geografis yang sangat luas, serta terdapat lahan perkebunan dan pertanian, dan juga hamparan lahan gambut, sehingga menjadi tanggung jawab semua pihak untuk saling mengingatkan agar kembali siaga dan tanggap terhadap kemungkinan terjadinya Karhutla, salah satunya tidak membakar lahan," katanya.
Menurut dia, Polda Kalbar dan Kodam XII/Tanjungpura telah melakukan langkah-langkah konkret dalam melakukan penanggulangan Karhutla, baik secara preemtif maupun preventif dengan mengedepankan personil-personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta kades/lurah sebagai kekuatan tiga pilar yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
"Ketiganya diberdayakan secara intensif untuk membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya dan dampak Karhutlah serta melakukan pencegahan dan pemadaman dini di lingkungan masing-masing," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar mengajak semua pihak untuk sinergi, di antaranya melakukan deteksi dini, seperti perusahaan kelapa sawit telah mempunyai SOP dalam penanganan Karhutla di wilayah kerjanya masing-masing, dan telah dibentuk satuan petugas pemadam kebakaran untuk memantau perkembangan situasi, baik secara manual maupun menggunakan peralatan pemantau melalui satelit.
"Kemudian aktifkan kembali pembuatan embung-embung air sebagai cadangan dan parit yang memutus berkembangnya titik api, sehingga sebelum terjadinya kebakaran, upaya yang dilakukan telah optimal dalam menghadapi keadaan yang terburuk," ujarnya.
Kemudian, pencegahan dini dengan dukungan program pemerintah, Polri dan TNI untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan, pencegahan dini, serta pemadaman di lingkungan masing-masing khususnya di sekitar wilayah perkebunan sawit, yang tujuannya mengoptimalkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah dan swasta sebanyak mungkin dalam pencegahan dini tersebut.
"Ketiga adalah peningkatan kinerja Satgas Karhutla tentunya dengan dukungan semua sumber daya personil, materiil dan logistik serta sarana prasarana yang kita miliki untuk memadamkan api tersebut," katanya.
Dia juga berharap, dengan dilaksanakan apel siaga darurat pencegahan kebakaran hutan dan lahan Provinsi Kalbar 2019 sehingga semua pihak memiliki komitmen yang kuat dalam menghadapi dan mengedepankan upaya pencegahan Karhutla di tahun 2019 ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019