Khawatir rumah dan kebunnya terbakar akibat menjalarnya api dari kebakaran lahan di Gang Mandiri, Jalan Purnama 2 Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalbar, Frans Suardi seorang warga setempat berusaha memadamkan kebakaran itu dengan alat seadanya.

Frans di Pontianak, Senin, mengaku, dirinya tidak tahu dari mana asal api yang tiba-tiba sudah membakar lahan dan bahkan hanya tinggal beberapa meter dari kebun dan rumahnya yang terletak di ujung Gang Mandiri tersebut.

"Saya mendapat kabar api sudah mulai membesar dan mendekat ke kebun dan rumah saya itu sekitar pukul 14.00 WIB, karena belum ada petugas pemadam kebakaran yang datang, maka saya bersama keluarga berusaha memadamkan kebakaran itu dengan menyiram api menggunakan dua buah ember kecil," katanya.

Ia menambahkan, walaupun tidak mampu memadamkan api sepenuhnya dan kebakaran masih terus meluas, namun kebun dan rumahnya dapat di selamatkan.

"Dari pada hanya menunggu, saya dibantu keluarga, terus berusaha memadamkan api terutama di sekeliling kebun dan rumah saya. Ini sangat sulit, karena di daerah ini tidak memiliki sumber air, sehingga petugas pemadam yang datang juga sulit memadamkan kebakaran tersebut," katanya.

Hal seperti itu, kata Frans lagi selalu terulang setiap tahunnya, apa bila terjadi kebakaran lahan, kendala dalam memadamkan kebakaran tersebut, adalah sumber air yang sulit di dapat di kawasan tersebut.

"Di sini susah cari sumber air, sebenarnya solusinya adalah dengan dibuatnya embung air atau dibuat kolam-kolam yang agak besar, tentunya untuk membuat itu, perlu dibantu oleh pemerintah, karena di daerah ini hampir setiap tahun terjadi kebakaran lahan yang tidak tahu dari mana asal api tiba-tiba saja sudah membesar," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak, Saptiko mengatakan, dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan terjadi selama dua bulan ke depannya, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pontianak juga sudah membuat sekat kanal pada parit yang berfungsi menahan air agar tidak habis ketika air surut.

"Saat ini sudah ada dua embung atau sekat air yang sudah dibuat oleh PUPR itu, yakni di Parit Jalan Paris II dan Sepakat II atau parit yang lebar dan kedalamannya cukup besar sehingga bisa menampung air dalam jumlah banyak," terangnya.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019