Konektivitas masyarakat 13 desa di Kecamatan Kayan Hulu kini telah terhubung, dengan hadirnya jembatan gantung rangka baja yang  dibangun Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Jembatan gantung ini mempermudah akses menuju ibukota Kecamatan Kayan Hulu.

"Sebelumnya, jembatan ini kontruksinya terbuat dari kayu. Kemudian hancur karena banjir, tapi, dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta DPR-RI dapil Kalbar cepat tanggap merespon kejadian tersebut, sehingga membangun kembali jembatan gantung dengan kontruksi rangka baja," kata Jarot saat meresmikan jembatan tersebut.

Baca juga: Bupati Jarot resmikan Jembatan Gantung Baras Nabun
 
Peresmian jembatan gantung Nanga Ungai (Tantra)


Baca juga: Truk Terjun Bebas Akibat Jembatan di Mengkurai Jebol

Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk di Sintang sangat banyak.

“Dalam dua tahun ini, sudah empat jembatan gantung rangka baja, pertama di Desa Baras Nabun, Kecamatan Serawai, kedua di Desa Ratu Damai Kecamatan Ketungau Hilir, ketiga di Nanga Ungai Kecamatan Kayan Hulu, dan keempat di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk," katanya.

Jarot mengatakan bahwa pemerintah pusat juga mengalokasikan dana di tahun 2020 untuk dua jembatan yang akan dibangun.

“Jembatan gantung itu nantinya kita letak di Desa Sungai Buaya Kecamatan Kayan Hilir dan di Desa Sebadak Kecamatan Ketungau Hulu, jadi kita bagi-bagilah jembatan ini untuk menyambung konektivitas masyarakat,” ujarnya.
Kata dia, dengan hadirnya jembatan gantung rangka baja ini memudahkan konektivitas masyarakat desa ke Ibukota Kecamatan Kayan Hulu. “Mudah-mudahan bisa menjamin konektivitas antara ibukota Kecamatan Kayan Hulu dengan 13 desa lainnya. Kalaulah konektivitas ini tidak terhubung, maka akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Seperti contoh, kalau menggunakan kendaraan air (speedboat) boros pada biaya minyaknya, tapi dengan adanya jembatan gantung ini biaya transportasi lebih murah, karena bisa menggunakan kendaraan roda dua menuju ibukota Kecamatan Kayan Hulu," tuturnya.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Ketungau II segera rampung
 
Peresmian jembatan gantung Nanga Ungai (Tantra)


Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) wilayah XX Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga, Junaidi menjelaskan spesifikasi tentang jembatan gantung rangka baja.

“Saya sampaikan, jembatan gantung rangka baja ini memiliki bentangan sepanjang 84 meter, dengan kontruksi rangka baja, lebar jembatan 1,8 meter, mampu menampung sebanyak 40 orang secara bersamaan, dengan maksimal beban 2 ton, yang dianggarkan pada tahun 2019 dengan dana sebesar Rp4,3 Miliar," jelasnya.

Baca juga: Jembatan Desa Kelam Sejahtera Rusak Parah

Junaidi yakin pembangunan jembatan gantung rangka baja ini sangatlah kokoh walaupun dibangun sesederhana mungkin.

“Kalau dari spesifikasi, jembatan gantung ini bisa berumur sampai 20 tahun lamanya, karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang bagus, tapi kembali lagi kepada perawatannya, yang harus dijaga dan dirawat bersama-sama oleh masyarakat setempat, jangan sampai ada baut-baut yang longgar, karena kontruksi semuanya menggunakan baut,” ujarnya.
 
Peresmian jembatan gantung Nanga Ungai (Tantra)


Baca juga: Jarot targetkan Jembatan Tempunak tuntas tahun ini
Baca juga: Dewan Sintang Dukung Pembangunan Jembatan Ketungau II
Baca juga: Pembangunan Jembatan Ketungau II tuntas 2020



 

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020