Seluruh dunia harus belajar dari China dan mengikuti prinsip-prinsip deteksi dini, karantina dini serta perawatan dini agar dapat menghentikan penyebaran global virus corona, menurut China Daily dalam tajuknya, Selasa.
Kendati COVID-19 pertama kali ditemukan tahun lalu di Kota Wuhan, tempat para pejabat pada awalnya berupaya menutup-nutupi wabah itu, China telah berupaya sekuat tenaga mengendalikan penyakit yang menyebar secara global itu.
Sementara jumlah kasus infeksi di dalam negeri menyusut, China sekarang mengalihkan perhatian pada pengendalian penularan baru yang datang dari luar negeri saat wabah terus berjangkit di berbagai negara.
Baca juga: 284 warga Kalbar masuk daftar ODP, terbanyak di Sintang
China Daily mengatakan Singapura, Jepang dan Korea Selatan "mendasarkan penanganan mereka pada pengalaman dan pelajaran yang diambil dari keberhasilan China memerangi virus tersebut". Dan China, kata media itu, sekarang "secara proaktif membagikan" pengalaman terbaik mereka.
Namun, tidak semua negara memperhatikan sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pandemi akan semakin buruk, kata surat kabar tersebut.
Baca juga: Rumah sakit Putussibau larang masyarakat kunjungi pasien
"Kendati keadaan benar-benar serius, beberapa negara berupaya meremehkan risiko, dan langkah-langkah yang mereka ambil tidak cukup untuk mengendalikan wabah di dalam negeri, juga tidak cukup untuk mencegah diri mereka sendiri menjadi sumber penularan virus ke negara lain," katanya.
Baca juga: Seorang mahasiswi asal Kapuas Hulu suspect Corona di rawat di Sintang
Menurut China Daily, "keadaan yang memburuk secara drastis" di beberapa negara menunjukkan betapa langkah terarah penting untuk dijalankan guna meningkatkan karantina dan perawatan. Langkah-langkah yang diambil juga harus dapat memperkuat komunikasi serta kerja sama untuk mengkoordinasikan upaya-upaya mereka secara lebih baik.
Presiden China Xi Jinping pekan lalu mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa upaya China dalam mengendalikan penyakit itu telah memberi dunia "waktu yang berharga" untuk memformulasikan cara mereka menangani wabah.
Baca juga: Sintang rawat satu pasien suspect covid-19
Baca juga: Sintang belum bisa liburkan siswa
China dan Amerika Serikat terlibat perang kata-kata soal pandemi. Banyak pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump, yang masih saja mengacu COVID-19 sebagai "virus China".
Diplomat tingkat tinggi China Yang Jiechi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (16/3) bahwa upaya para politisi AS untuk merendahkan upaya-upaya China dalam mengendalikan virus corona tidak akan berhasil, dan bisa memunculkan aksi pembalasan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Kendati COVID-19 pertama kali ditemukan tahun lalu di Kota Wuhan, tempat para pejabat pada awalnya berupaya menutup-nutupi wabah itu, China telah berupaya sekuat tenaga mengendalikan penyakit yang menyebar secara global itu.
Sementara jumlah kasus infeksi di dalam negeri menyusut, China sekarang mengalihkan perhatian pada pengendalian penularan baru yang datang dari luar negeri saat wabah terus berjangkit di berbagai negara.
Baca juga: 284 warga Kalbar masuk daftar ODP, terbanyak di Sintang
China Daily mengatakan Singapura, Jepang dan Korea Selatan "mendasarkan penanganan mereka pada pengalaman dan pelajaran yang diambil dari keberhasilan China memerangi virus tersebut". Dan China, kata media itu, sekarang "secara proaktif membagikan" pengalaman terbaik mereka.
Namun, tidak semua negara memperhatikan sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pandemi akan semakin buruk, kata surat kabar tersebut.
Baca juga: Rumah sakit Putussibau larang masyarakat kunjungi pasien
"Kendati keadaan benar-benar serius, beberapa negara berupaya meremehkan risiko, dan langkah-langkah yang mereka ambil tidak cukup untuk mengendalikan wabah di dalam negeri, juga tidak cukup untuk mencegah diri mereka sendiri menjadi sumber penularan virus ke negara lain," katanya.
Baca juga: Seorang mahasiswi asal Kapuas Hulu suspect Corona di rawat di Sintang
Menurut China Daily, "keadaan yang memburuk secara drastis" di beberapa negara menunjukkan betapa langkah terarah penting untuk dijalankan guna meningkatkan karantina dan perawatan. Langkah-langkah yang diambil juga harus dapat memperkuat komunikasi serta kerja sama untuk mengkoordinasikan upaya-upaya mereka secara lebih baik.
Presiden China Xi Jinping pekan lalu mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa upaya China dalam mengendalikan penyakit itu telah memberi dunia "waktu yang berharga" untuk memformulasikan cara mereka menangani wabah.
Baca juga: Sintang rawat satu pasien suspect covid-19
Baca juga: Sintang belum bisa liburkan siswa
China dan Amerika Serikat terlibat perang kata-kata soal pandemi. Banyak pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump, yang masih saja mengacu COVID-19 sebagai "virus China".
Diplomat tingkat tinggi China Yang Jiechi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (16/3) bahwa upaya para politisi AS untuk merendahkan upaya-upaya China dalam mengendalikan virus corona tidak akan berhasil, dan bisa memunculkan aksi pembalasan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020