Sejumlah penumpang layanan Bus Damri khususnya trayek Sei Ambawang, Kubu Raya, Kalbar - Pangkalan Bun, Kalteng mengeluhkan kenaikan tarif yang semula Rp400.000 dan kini menjadi Rp500.000 atau mengalami kenaikan mencapai 25 persen.
"Sekarang harga tiket Bus Damri dari Sei Ambawang ke Pangkalan Bun naik. Semula hanya Rp400.000 dan kini Rp500.000," ujar satu di antara penumpang, Yuliana di Terminal ALBN Sei Ambawang di Kubu Raya, Rabu.
Ia mengatakan dengan adanya kenaikan tentu menambah beban. Apalagi di tengah wabah COVID-19 saat ini. Ia menilai seharusnya tarif turun bukan malah sebaliknya.
"Selaku penumpang tentu berharap tarif yang ada turun dan paling tidak kembali normal saja. Bayangkan ada kenaikan Rp100.000 dan bagi kami itu sangat besar," katanya.
Senada juga disampaikan penumpang lainnya, Enjito. Ia yang bekerja di Pontianak dan ingin pulang kampung di Naga Bulik, Kalteng mengaku terkejut tarif bus naik.
"Semula mau ke Naga Bulik daerah kami Rp375.000 dan kini menjadi Rp425.000," katanya.
Menurutnya, dengan kenaikan harga tarif tersebut tentu sangat disayangkan, apalagi kenaikannya sangat signifikan.
"Kita harap tetap normal saja. Bila perlu saat serba sulit dampak COVID -19 ini turunkan saja bukan dinaikkan," saran dia.
Pada sisi lainnya, ia mengaku sangat bersyukur ada trayek bus Damri dari Kalbar - Kalteng. Hal tersebut lebih murah dan nyaman dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya ada angkutan jasa melalui taksi.
"Dulu sebelum ada Bus Damri kita ke Kalbar pakai taksi saja. Untuk pakai taksi Rp800.000 per orang. Dulu mahal - mahal mau karena tidak ada pilihan. Sekarang ada Bus Damri. Namun, kembali kita sayangkan ada kenaikan dan itu sangat kita keluhkan. Semoga turun lagi saja. Saat COVID-19 ini semua berat,"kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Sekarang harga tiket Bus Damri dari Sei Ambawang ke Pangkalan Bun naik. Semula hanya Rp400.000 dan kini Rp500.000," ujar satu di antara penumpang, Yuliana di Terminal ALBN Sei Ambawang di Kubu Raya, Rabu.
Ia mengatakan dengan adanya kenaikan tentu menambah beban. Apalagi di tengah wabah COVID-19 saat ini. Ia menilai seharusnya tarif turun bukan malah sebaliknya.
"Selaku penumpang tentu berharap tarif yang ada turun dan paling tidak kembali normal saja. Bayangkan ada kenaikan Rp100.000 dan bagi kami itu sangat besar," katanya.
Senada juga disampaikan penumpang lainnya, Enjito. Ia yang bekerja di Pontianak dan ingin pulang kampung di Naga Bulik, Kalteng mengaku terkejut tarif bus naik.
"Semula mau ke Naga Bulik daerah kami Rp375.000 dan kini menjadi Rp425.000," katanya.
Menurutnya, dengan kenaikan harga tarif tersebut tentu sangat disayangkan, apalagi kenaikannya sangat signifikan.
"Kita harap tetap normal saja. Bila perlu saat serba sulit dampak COVID -19 ini turunkan saja bukan dinaikkan," saran dia.
Pada sisi lainnya, ia mengaku sangat bersyukur ada trayek bus Damri dari Kalbar - Kalteng. Hal tersebut lebih murah dan nyaman dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya ada angkutan jasa melalui taksi.
"Dulu sebelum ada Bus Damri kita ke Kalbar pakai taksi saja. Untuk pakai taksi Rp800.000 per orang. Dulu mahal - mahal mau karena tidak ada pilihan. Sekarang ada Bus Damri. Namun, kembali kita sayangkan ada kenaikan dan itu sangat kita keluhkan. Semoga turun lagi saja. Saat COVID-19 ini semua berat,"kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020