Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyatakan akan melanjutkan penyidikan terhadap berbagai dugaan sejumlah pelanggaran yang dilakukan kapal tanker berbendera Iran MT Horse dan Panama MT Freya.
"Hasil dari diskusi tadi, pada dasarnya MT Horse dan MT Freya akan tetap kami lakukan diberikan kepada penyidik untuk ditindaklanjuti," kata Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat Laksma Bakamla Hadi Pranoto usai rapat bersama sejumlah pihak terkait, di Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Berdasarkan penyidikan awal, sesuai dengan hasil tangkap tangan KN Marore 322, dua kapal besar itu diketahui melaksanakan lego jangkar di luar ALKI, berada di perairan Indonesia.
Kedua kapal itu melalukan proses pengisian bahan bakar dan mematikan sistem informasi otomatis (Automatic Information System/AIS).
"Itu juga melanggar," kata dia.
Pihaknya masih akan mendalami sejumlah pelanggaran yang diduga dilakukan dua kapal asing.
Saat ini Bakamla dan pihak terkait masih melakukan pendalaman tahap pertama, dan masih diperlukan tahapan berikutnya.
"Tadi masih tahap pertama, pemberkasan untuk melihat sejauh mana pelanggaran yang sifatnya administratif dan mana yang sifatnya pidana," kata dia.
Tugas Bakamla, kata dia, melakukan pemberkasan penangkapan untuk melengkapi data penyidik.
Saat ditanya apakah kasus itu terkait dengan sanksi ekonomi negara tertentu, ia mengatakan tidak ada hubungannya.
Ia juga menegaskan, tidak ada tekanan yang diterima Bakamla dalam menyelesaikan kasus itu.
"Sampai saat ini Bakamla tidak ada tekanan. Kami berhubungan baik secara nasional dan intetnasional," kata dia pula.
Baca juga: Iran minta penjelasan penyitaan kapal tanker di perairan Pontianak
Baca juga: Kotak hitam: Pasukan Iran dua kali tembak pesawat penumpang Ukraina
Baca juga: Tuding Arab Saudi kembangkan program nuklir, Iran desak IAEA selidiki
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Hasil dari diskusi tadi, pada dasarnya MT Horse dan MT Freya akan tetap kami lakukan diberikan kepada penyidik untuk ditindaklanjuti," kata Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat Laksma Bakamla Hadi Pranoto usai rapat bersama sejumlah pihak terkait, di Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Berdasarkan penyidikan awal, sesuai dengan hasil tangkap tangan KN Marore 322, dua kapal besar itu diketahui melaksanakan lego jangkar di luar ALKI, berada di perairan Indonesia.
Kedua kapal itu melalukan proses pengisian bahan bakar dan mematikan sistem informasi otomatis (Automatic Information System/AIS).
"Itu juga melanggar," kata dia.
Pihaknya masih akan mendalami sejumlah pelanggaran yang diduga dilakukan dua kapal asing.
Saat ini Bakamla dan pihak terkait masih melakukan pendalaman tahap pertama, dan masih diperlukan tahapan berikutnya.
"Tadi masih tahap pertama, pemberkasan untuk melihat sejauh mana pelanggaran yang sifatnya administratif dan mana yang sifatnya pidana," kata dia.
Tugas Bakamla, kata dia, melakukan pemberkasan penangkapan untuk melengkapi data penyidik.
Saat ditanya apakah kasus itu terkait dengan sanksi ekonomi negara tertentu, ia mengatakan tidak ada hubungannya.
Ia juga menegaskan, tidak ada tekanan yang diterima Bakamla dalam menyelesaikan kasus itu.
"Sampai saat ini Bakamla tidak ada tekanan. Kami berhubungan baik secara nasional dan intetnasional," kata dia pula.
Baca juga: Iran minta penjelasan penyitaan kapal tanker di perairan Pontianak
Baca juga: Kotak hitam: Pasukan Iran dua kali tembak pesawat penumpang Ukraina
Baca juga: Tuding Arab Saudi kembangkan program nuklir, Iran desak IAEA selidiki
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021