Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak masyarakat Kubu Raya untuk memaksimalkan strategi "kepong bakol" dalam mencegah penularan COVID-19 dan virus varian baru lainnya.

"Pada prinsipnya, yang bisa memutuskan mata rantai dan yang berjuang paling terdepan terhadap penyebaran COVID-19 itu adalah masyarakat itu sendiri," kata Muda saat ditanya tanggapannya mengenai adanya varian baru COVID-19 yang sudah masuk di Kalbar melalui telepon, Sabtu.

Sedangkan pemerintah bersama jajaran TNI/Polri dan semua pihak itu hanya bersifat menavigasi, agar semuanya bisa melakukan upaya untuk pengendalian dan pencegahan, namun pengendalian dan pencegahan itu tidak akan bisa sukses dilakukan jika tidak ada partisipasi dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat sendiri.

Menurutnya, berbagai pergerakan masyarakat, baik itu pertemuan, kerumunan dan juga hal-hal yang sifatnya tidak mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, tentunya hal ini yang akan berpengaruh besar terhadap penyebaran COVID-19. 

"Untuk itu, saya ingin mengingatkan kembali bahwa mulai dari komunitas paling terbawah dan terkecil yaitu rumah tangga, agar setiap rumah tangga berusahalah memetakan keluarga intinya agar jangan sampai terjangkit ke rumah tangga atau anggota keluarga kita," kata Muda.
 
Dia mengatakan, belum berakhirnya pandemi COVID-19, membuat dirinya mengajak dan mengingatkan kepada semua warga di seluruh penjuru desa di daerah itu untuk tidak lengah dan jangan menganggap remeh, karena kondisi ini justru adanya varian jenis baru yang jauh lebih membahayakan dan mematikan.  

"Apalagi kejadian terakhir di India yang mana virus ini sempat mengalami penurunan, namun beberapa pekan terakhir di negara itu secara masif terjadi lonjakan drastis dan bahkan banyak menimbulkan kematian yang luar biasa," tuturnya. 

Dari informasi yang ia dapat, virus COVID varian baru ini sudah masuk ke Indonesia dari beberapa titik di Kalbar sudah terdeteksi adanya virus itu yang merupakan varian baru yang mematikan.

Muda menuturkan, menghadapi situasi menjelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah dan kejadian di India sendiri itu dikarenakan adanya hari keagamaan, yang mana semua warga di sana euphoria dan berkumpul berkerumun, mandi bersama di Sungai Gangga dan di semua tempat yang menjadi titik kumpul serta tidak menerapkan protokol kesehatan karena merasa pandemi COVID-19 sudah bisa ditaklukkan.

"Padahal justru kondisi inilah menjadi kelengahan masyarakat di sana (India), sehingga akhirnya kondisi itu menjadi bencana yang luar biasa berlipat ganda dampaknya. Untuk itu kita di Kubu Raya, yang mana kita tahu kalau daerah ini cukup rentan, mengingat banda berada di Kubu Raya sebagai pintu masuk melalui jalur udara dan kita juga berada di hinterland Ibukota Provinsi Kalbar Kota Pontianak yang memiliki kepadatan penduduknya sangat tinggi," kata Muda.

Dia menambahkan, Kubu Raya cukup besar penduduknya sebanyak 610 ribu jiwa hari ini. Selain itu, juga menjadi pintu masuk di berbagai daerah melalui jalur darat di jalan Trans Kalimantan.

Selain jalur udara dan jalur darat, Muda menambahkan, Kubu Raya juga menjadi pintu masuk dari berbagai daerah melalui sungai dengan melewati tiga pintu muara, diantaranya muara Kapuas, muara Kubu dan Muara Kakap.  

"Dengan kondisi itu, tentunya daerah ini akan menjadi sangat berdampak sekali, sehingga semua warga diminta bener-benar lebih memperkuat upaya bisa mencegah ini dengan strategi kepong bakol yang selalu kita gaungkan dari sejak tahun lalu," katanya.

Sejak pandemi COVID-19 hadir pada bulan Maret tahun lalu, pihaknya langsung membangun namanya strategi kepong bakol, dengan tujuan agar semuanya bergerak, mulai dari desa-desa yang saat itu langsung membentuk gugus tugas. Selain itu, RT, RW, dusun dan keder-kader kesehatan bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa serta semua elemen, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan dan jajaran Dinas Kesehatan terutama yang mereka semua berada di garis terdepan bersama warga untuk mendeteksi dan melakukan upaya monitoring secara ketat terhadap protokol kesehatan.

"Sejak COVID-19 ini muncul, Kubu Raya langsung menggaungkan pembuatan masker kain secara masif di kampung-kampung dengan tagline ‘Maskerku Pakainku’, tentunya semua itu sebagai upaya pemda untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar masker inilah yang menjadi Alat Pelindung Diri (APD) setiap masyarakat. Untuk itu strategi ini harus kita tingkatkan, agar masyarakat bisa tetap terlindung dari COVID-19 dan varian baru lainnya," kata Muda.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021