Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat melakukan upaya pemulihan ekosistem gambut yang terdegradasi untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut di kabupaten itu.
"Khususnya di Kabupaten Kubu Raya yang wilayah gambutnya sangat luas. Pemulihan ini menjadi upaya kita agar kawan gambut yang sudah terlanjur rusak itu bisa kita pulihkan, adapun yang masih berpotensi terancam kerusakan, ini yang perlu kita kawal dan antisipasi supaya tidak terjadi kerusakan," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Kamis.
Muda mengatakan, upaya restorasi gambut tidak saja dengan upaya-upaya teknis, tapi juga melalui pemberdayaan masyarakat. Di mana masyarakat diedukasi untuk bisa bertani di lahan gambut tanpa membakar.
"Sehingga masyarakat tidak bingung mau ngapain. Lahan bisa dimanfaatkan dengan cara-cara yang bijak dan bisa menumbuhkan ekonominya," tturnya.
Muda mengungkapkan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) secara khusus telah membahas upaya optimalisasi restorasi gambut di KHG Sungai Punggur Besar-Sungai Kapuas. Di mana diperlukan desain model kelembagaan serta kesepahaman dan kesepakatan para pihak untuk mengimplementasikan upaya restorasi gambut dalam satu program rencana aksi bersama.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM RI Suwignyo Utomo menuturkan, FGD yang digelar pihaknya bertujuan mengkonsolidasikan berbagai pihak di dalam upaya restorasi gambut, terutama di Kabupaten Kubu Raya.
Karena itu, ke depannya berbagai pihak harus bisa saling berkoordinasi dan berintegrasi agar restorasi gambut dapat terus dilakukan.
"Menjaga gambut itu menjadi upaya berbagai pihak secara bersama-sama dan sejak 2022 kita sudah membangun kesepahaman dan upaya apa rencananya. Kita berharap paling tidak masing-masing pihak di Kubu Raya bisa merumuskan rencana aksi apa yang akan dilakukan terkait dengan menjaga lingkungan gambut," katanya.
Selain itu, lanjutnya, apa bentuk kelembagaan yang pas agar kolaborasi berbagai pihak ini bisa berjalan.
Suwignyo memaparkan di Kubu Raya sejak tahun 2017 telah dilakukan sejumlah upaya. Dari membangun sekat kanal, sumurbor, revegetasi, revitalisasi ekonomi, desa-desa peduli gambut, hingga kader-kader petani gambut yang sudah dilatih dan punya demplot-demplot percontohan.
Hal itu, menurut dia, diharapkan dapat dioptimalkan bersama agar bencana lingkungan kebakaran mulai bisa dikurangi.
"Kebakaran itu kan karena perilaku manusia dan juga kering kondisi alamnya sudah berubah. Karena itu kita berharap selain upaya teknis, juga upaya sosial di mana desa pun harus berpartisipasi dalam menjaga gambut dengan menggunakan dana desa," katanya.
Kemudian sumber daya manusia kader-kader sekolah lapang petani gambut harus bisa memberi contoh petani yang lain agar bertani di gambut itu bisa tanpa membakar, bisa dengan menggunakan nutrisi tanaman alami dari Kalimantan Barat, tambahnya.