Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan Gawai Dayak atau pesta panen sebagai wujud rasa syukur komunitas masyarakat adat yang telah diberikan kemurahan rejeki oleh Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen pertanian sepanjang tahun yang telah di lalui.
" Wujud rasa syukur itu layak kita nyatakan, karena hanya atas kemurahan Tuhan, semua itu dapat kita peroleh," kata Fransiskus Diaan, saat menghadiri gawai Dayak Kantuk Sungai Uluk, Kecamatan Putussibau Selatan Kapuas Hulu, Selasa.
Disampaikan Fransiskus, sebagai umat yang beriman pesta panen itu hendaknya tidak dijadikan sebagai ajang pesta untuk berpoya-poya, namun lebih kepada rasa syukur yang juga sebagai adat dan budaya peninggalan leluhur suku Dayak.
Menurut dia, gawai dayak harus kita maknai, bahwa Tuhan sang pemberi rejeki, sungguh maha baik bagi kita.
" Gawai dayak juga dapat dimaknai bagaimana masyarakat adat menjaga dan melestarikan seni budaya peninggalan leluhur kita," kata Fransiskus.
Fransiskus juga berpesan agar masyarakat adat di Kapuas Hulu dapat terus melestarikan adat istiadat dan budaya di tengah kemajuan teknologi informasi.
Ia mengingatkan dengan pesatnya teknologi informasi jangan sampai budaya luar mengikis budaya adat istiadat peninggalan nenek moyang.
" Manfaatkan media sosial untuk mempromosikan adat dan budaya kita karena itu bisa mendatangkan nilai ekonomi melalui wisata budaya yang tidak dimiliki oleh daerah atau pun suku lainnya," pesan Fransiskus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
" Wujud rasa syukur itu layak kita nyatakan, karena hanya atas kemurahan Tuhan, semua itu dapat kita peroleh," kata Fransiskus Diaan, saat menghadiri gawai Dayak Kantuk Sungai Uluk, Kecamatan Putussibau Selatan Kapuas Hulu, Selasa.
Disampaikan Fransiskus, sebagai umat yang beriman pesta panen itu hendaknya tidak dijadikan sebagai ajang pesta untuk berpoya-poya, namun lebih kepada rasa syukur yang juga sebagai adat dan budaya peninggalan leluhur suku Dayak.
Menurut dia, gawai dayak harus kita maknai, bahwa Tuhan sang pemberi rejeki, sungguh maha baik bagi kita.
" Gawai dayak juga dapat dimaknai bagaimana masyarakat adat menjaga dan melestarikan seni budaya peninggalan leluhur kita," kata Fransiskus.
Fransiskus juga berpesan agar masyarakat adat di Kapuas Hulu dapat terus melestarikan adat istiadat dan budaya di tengah kemajuan teknologi informasi.
Ia mengingatkan dengan pesatnya teknologi informasi jangan sampai budaya luar mengikis budaya adat istiadat peninggalan nenek moyang.
" Manfaatkan media sosial untuk mempromosikan adat dan budaya kita karena itu bisa mendatangkan nilai ekonomi melalui wisata budaya yang tidak dimiliki oleh daerah atau pun suku lainnya," pesan Fransiskus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021