Bupati Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mendorong setiap perusahaan dan masyarakat yang bergerak di sektor perkebunan di kabupaten itu untuk memaksimalkan produksi dan menyasar pasar ekspor agar dapat berkontribusi bagi pemasukan kas negara.

"Dengan kepong bakol (gotong royong), ke depan, semuanya harus menyadari untuk bersama-sama berorientasi ekspor dan kita kejar semuanya ini, sehingga ini akan menghasilkan pergerakan ekonomi yang cepat di Kubu Raya," kata Muda di Sungai Raya, Minggu.

Muda menuturkan, saat ini masyarakat Kubu Raya mayoritas berbasis perkebunan baik sawit, kelapa, jahe, kopi, pisang, komoditi palawija maupun lainnya itu sangat berpotensi besar dan langkah ini akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan tentunya akan menciptakan kehidupan yang layak bagi masyarakat.

"Semua ini bukan sekedar untuk formalitas, tapi sistem yang kita bangun. Jika sudah sistem yang berjalan, maka semuanya akan bergerak dan ikut merasa tanggung jawab dan kita harap ini menjadi pergeseran dan perubahan pola-pola kerja, apa lagi dengan sistem dan data informasi berbasis geospasial yang saat ini sedang dikejar dan berproses," tuturnya.

Muda menilai, melalui proyek perubahan ini menjadi tematik yang dibangun Pemda Kubu Raya agar langkah-langkah yang dilakukan itu bisa diintegrasikan semua potensi dan energi yang ada. Sebagai satu diantara 14 kabupaten/kota di Kalbar, tentunya Kubu Raya terus berupaya bagaimana agar pengembangan itu berorientasi ekspor dan bisa menghasilkan penerimaan bagi negara.

"Melalui Tembakul ini kita semua diajak membangun kesadaran kolektif untuk bagaimana semuanya bisa menjadi bagian terpenting untuk bersama-sama kita kejar yaitu mengejar solusi-solusi, tidak bermasalah, masalah dan masalah. Jadi setiap problem maupun tantangan, karena yang selalu kita pentingkan dan utamakan ialah mencari dan mengejar solusi”, ujarnya..

Muda menambahkan, pihaknya juga telah mendorong perusahaan perkebunan untuk menerapkan dan menyukseskan sistem pengembangan perkebunan unggul yang menjadi langkah untuk memperkuat perkebunan dan pertanian masyarakat melalui dana CSR yang ada.

"Sehingga dengan sistem ini ditekankan bagaimana peran semua stakeholder yang bergerak dibidang perkebunan untuk merasa memiliki dan terlibat secara proaktif, karena hal ini merupakan potensi untuk sama-sama berkembang dan maju di semua desa serta rumah tangga,".

Menurutnya, sektor perkebunan ini bisa dilakukan oleh seluruh rumah tangga, sebab di tengah pandemi COVID-19 menjadi sektor yang sangat menjanjikan, kondisi ini dapat dilihat masyarakat kita masih tetap produktif. Situasi ini juga membuktikan arah sasaran kabupaten Kubu Raya sudah sangat tepat dalam melakukan pemulihan ekonomi daerah.

Muda menilai, dalam upaya membangun sistem tentunya sistem yang dibangun itu tidak serampangan atau asal-asalan namun sistem itu harus dilihat dari hulu sampai ke hilirnya, yang mana dari proses persiapan, legalitas, bibit, penanaman, produksi, pemetaan sampai kepada potensi masyarakat dan hal-hal yang terkait dengan pemangku kepentingan.

"Termasuk juga bagaimana desa yang ada di sekitarnya serta semua pihak yang bisa ikut terlibat baik NGO, kampus-kampus dan perguruan tinggi. Tentunya sistem ini juga merupakan bagian dari strategi ‘kepong bakol’ yang telah kita terapkan selama dua tahun terakhir ini," kata Muda.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021