Sekretaris Daerah Kalimantan Barat Harisson meminta masyarakat menjadikan Hari Berkabung Daerah sebagai motivator untuk berubah lebih maju guna mewujudkan masyarakat yang beriman, sehat, cerdas, berbudaya dan sejahtera.
"Peringatan peristiwa Mandor yang kemudian dijadikan Hari Berkabung Daerah Kalbar ini, saya berharap agar menjadi renungan kita semua untuk menghargai pahlawan yang telah gugur dan menjadi motivator agar bisa lebih maju," kata Harisson saat memimpin Upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah di Makam Juang Mandor, Kabupaten Landak, Selasa.
Baca juga: Edi Kamtono maknai Peristiwa Mandor sebagai momentum pererat kebersamaan
Baca juga: Edi Kamtono imbau warga Pontianak kibarkan bendera setengah tiang peringati HBD
Ia berharap apa yang telah dilakukan dalam peringatan Hari Berkabung Daerah ini tidak hanya sekedar seremonial atau hanya sekedar pemenuhan formalitas saja.
Peringatan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi diri kita masing-masing untuk menghargai perjuangan para pahlawan.
Dijelaskan, peringatan ini dilakukan untuk mengenang peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendekiawan dan para pejuang pada tanggal 28 Rokugatsu 2604 atau 28 Juni 1944.
Baca juga: BKKBN Kalbar gelar upacara peringatan Hari Berkabung Daerah
Baca juga: Wagub ajak masyarakat Kalbar bersatu peringati Hari Berkabung Daerah
Dari pemberitaan yang dimuat dalam Surat Kabar jepang Borneo Shinbun hari Sabtu tanggal 1 Sigatsu 2604 atau tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 Makam Juang Mandor, yang sekarang terdapat di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.
Sebagai ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada pejuang yang telah gugur pada peristiwa tersebut, dibangun Monumen Makam Juang Mandor yang diresmikan pada 28 Juni 1977.
Di bangunnya monumen juga sebagai bukti sejarah tentang peristiwa tragis di Kalimantan Barat untuk tidak terulang kembali di masa mendatang, sekaligus menjadi peninggalan sejarah bagi generasi yang akan datang bahwa di Kalbar pernah terjadi suatu peristiwa perjuangan rakyat Indonesia dalam membebaskan tanah air tercinta dari penjajahan Jepang.
Baca juga: Pontianak peringati Hari Berkabung Daerah
Baca juga: Wabup Sanggau tabur bunga di TMP
Pada tahun 2007, Pemprov Kalbar mengeluarkan Perda Nomor 5 tentang Peristiwa Mandor yaitu menjadikan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah Kalbar dan Makam Juang Mandor menjadi Monumen Daerah, dari itu diwajibkan setiap tahunnya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai perjuangan nasional tersebut dan mengibarkan bendera setengah tiang.
Sekda Kalbar menyampaikan bahwa 21.037 jiwa yang menjadi korban pada Peristiwa Mandor tersebut merupakan 1 generasi dari tokoh-tokoh terbaik yang ada di Kalbar kala itu.
"Seandainya, satu generasi tidak terbunuh, maka di Provinsi Kalbar akan ada sumber daya manusia (SDM) yang pintar-pintar semuanya, karena yang terbunuh ada yang dokter, para cendekiawan dan raja-raja di mana umur mereka berada di usia emas," tuturnya.
Baca juga: Bupati Karolin imbau warga kibarkan bendera setengah tiang Minggu besok
Baca juga: Pontianak Peringati Hari Berkabung Daerah Peristiwa Mandor
Selain itu, Peringatan Hari Berkabung Daerah Kalimantan Barat, atau yang biasa dikenal dengan Peristiwa Mandor, dimaknai Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebagai momentum mempererat kebersamaan, karena banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah tersebut.
“Ini sekaligus lambang pengabdian kepada nusa dan bangsa, bagaimana para cendekiawan, ahli pada bidangnya waktu itu bergandengan membangun Kalbar,” kata Edi Rusdi Kamtono usai memimpin upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah Kalbar di Pontianak, Selasa.
Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak, khususnya generasi muda untuk meneladani kisah para insan terbaik pada masanya itu, salah satunya perlunya kekompakan dalam upaya menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Semangat itu kita realisasikan dengan produktif berkarya dan bekerja, dan jangan melakukan hal yang melanggar hukum,” katanya.
Baca selengkapnya: Edi Kamtono maknai Peristiwa Mandor sebagai momentum pererat kebersamaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Peringatan peristiwa Mandor yang kemudian dijadikan Hari Berkabung Daerah Kalbar ini, saya berharap agar menjadi renungan kita semua untuk menghargai pahlawan yang telah gugur dan menjadi motivator agar bisa lebih maju," kata Harisson saat memimpin Upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah di Makam Juang Mandor, Kabupaten Landak, Selasa.
Baca juga: Edi Kamtono maknai Peristiwa Mandor sebagai momentum pererat kebersamaan
Baca juga: Edi Kamtono imbau warga Pontianak kibarkan bendera setengah tiang peringati HBD
Ia berharap apa yang telah dilakukan dalam peringatan Hari Berkabung Daerah ini tidak hanya sekedar seremonial atau hanya sekedar pemenuhan formalitas saja.
Peringatan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi diri kita masing-masing untuk menghargai perjuangan para pahlawan.
Dijelaskan, peringatan ini dilakukan untuk mengenang peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendekiawan dan para pejuang pada tanggal 28 Rokugatsu 2604 atau 28 Juni 1944.
Baca juga: BKKBN Kalbar gelar upacara peringatan Hari Berkabung Daerah
Baca juga: Wagub ajak masyarakat Kalbar bersatu peringati Hari Berkabung Daerah
Dari pemberitaan yang dimuat dalam Surat Kabar jepang Borneo Shinbun hari Sabtu tanggal 1 Sigatsu 2604 atau tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 Makam Juang Mandor, yang sekarang terdapat di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.
Sebagai ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada pejuang yang telah gugur pada peristiwa tersebut, dibangun Monumen Makam Juang Mandor yang diresmikan pada 28 Juni 1977.
Di bangunnya monumen juga sebagai bukti sejarah tentang peristiwa tragis di Kalimantan Barat untuk tidak terulang kembali di masa mendatang, sekaligus menjadi peninggalan sejarah bagi generasi yang akan datang bahwa di Kalbar pernah terjadi suatu peristiwa perjuangan rakyat Indonesia dalam membebaskan tanah air tercinta dari penjajahan Jepang.
Baca juga: Pontianak peringati Hari Berkabung Daerah
Baca juga: Wabup Sanggau tabur bunga di TMP
Pada tahun 2007, Pemprov Kalbar mengeluarkan Perda Nomor 5 tentang Peristiwa Mandor yaitu menjadikan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah Kalbar dan Makam Juang Mandor menjadi Monumen Daerah, dari itu diwajibkan setiap tahunnya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai perjuangan nasional tersebut dan mengibarkan bendera setengah tiang.
Sekda Kalbar menyampaikan bahwa 21.037 jiwa yang menjadi korban pada Peristiwa Mandor tersebut merupakan 1 generasi dari tokoh-tokoh terbaik yang ada di Kalbar kala itu.
"Seandainya, satu generasi tidak terbunuh, maka di Provinsi Kalbar akan ada sumber daya manusia (SDM) yang pintar-pintar semuanya, karena yang terbunuh ada yang dokter, para cendekiawan dan raja-raja di mana umur mereka berada di usia emas," tuturnya.
Baca juga: Bupati Karolin imbau warga kibarkan bendera setengah tiang Minggu besok
Baca juga: Pontianak Peringati Hari Berkabung Daerah Peristiwa Mandor
Selain itu, Peringatan Hari Berkabung Daerah Kalimantan Barat, atau yang biasa dikenal dengan Peristiwa Mandor, dimaknai Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebagai momentum mempererat kebersamaan, karena banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah tersebut.
“Ini sekaligus lambang pengabdian kepada nusa dan bangsa, bagaimana para cendekiawan, ahli pada bidangnya waktu itu bergandengan membangun Kalbar,” kata Edi Rusdi Kamtono usai memimpin upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah Kalbar di Pontianak, Selasa.
Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak, khususnya generasi muda untuk meneladani kisah para insan terbaik pada masanya itu, salah satunya perlunya kekompakan dalam upaya menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Semangat itu kita realisasikan dengan produktif berkarya dan bekerja, dan jangan melakukan hal yang melanggar hukum,” katanya.
Baca selengkapnya: Edi Kamtono maknai Peristiwa Mandor sebagai momentum pererat kebersamaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022