Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menilai kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan pada Kamis (28/7) memperlihatkan kemitraan strategis kedua negara.
"Kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan dalam rangkaian kunjungannya ke Beijing dan Tokyo semakin memperlihatkan kemitraan strategis kita dengan Korea Selatan," kata Christina di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Ma'ruf Amin laksanakan tugas sehari-hari kepresidenan mulai 25 hingga 29 Juli 2022
Baca juga: Presiden Joko Widodo responsif atas kebutuhan masyarakat
Baca juga: Presiden Jokowi akan resmikan Bandara Singkawang akhir tahun 2024
Dia mengatakan sehari sebelumnya delegasi Komisi I DPR RI juga berada di Korea Selatan dalam rangka tugas pengawasan kinerja KBRI.
Dalam kunjungan tersebut, katanya,. Komisi I DPR memastikan beberapa isu yang harus dikawal dengan baik untuk memperkuat diplomasi RI di Korea Selatan (Korsel).
Baca juga: Presiden menandatangani aturan penghapusan kekerasan terhadap anak
Baca juga: BNI diharapkan proaktif jadi jembatan bagi UMKM
Baca juga: Presiden Soekarno pernah memiliki visi mengembangkan Kalimantan
"Diplomasi tersebut seperti ekonomi, budaya, pariwisata, perlindungan WNI, dan menjajaki kemungkinan peluang kerja di luar sektor 'manufacturing' dan perikanan bagi pekerja migran Indonesia," ujarnya.
Selain isu ekonomi, papar dia, Komisi I DPR RI memberikan beberapa catatan terkait perlindungan pekerja migran Indonesia seiring dengan dimulainya lagi pengiriman PMI ke Korsel.
Menurut dia, Korsel adalah investor terbesar keenam di Indonesia sehingga sangat wajar Presiden Jokowi memberi perhatian khusus dalam kunjungannya, terutama Presiden sendiri yang menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para CEO perusahaan Korea Selatan.
Baca juga: Ribuan Santri Ponpes Nurul Jadid gelar gema sholawat doakan Ganjar Pronowo jadi Presiden 2024-2029
Baca juga: Rp185 triliun dana KUR belum tersalurkan
Baca juga: Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin tiba di Tanah Air usai laksanakan ibadah haji
"Ini memperlihatkan komitmen pemerintah memastikan Korsel adalah mitra strategis kita di bidang ekonomi, sekaligus memperlihatkan iklim investasi Indonesia saat ini yang kian kondusif," katanya.
Dia menilai kunjungan yang dilakukan Presiden Jokowi turut menguatkan diplomasi RI di Korsel yang selama ini sudah dilakukan dengan baik oleh perwakilan RI di Seoul.
Baca juga: Pelaku UMKM diminta mulai incar pasar ekspor
Baca juga: Mendag paling penting urus harga minyak goreng
Dari pertemuan dengan KBRI, Christina mengapresiasi inisiatif terbentuknya fungsi di KBRI untuk mendorong ekonomi kreatif, digital, percepatan "start up", dan diplomasi publik.
"Kami mendorong KBRI untuk mengupayakan agar pekerja migran kita kita bisa merambah sektor lain di luar perikanan dan manufaktur. Karena ada potensi PMI kita untuk masuk pada bidang-bidang lain, misalnya pertanian," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, Komisi I DPR RI membahas aspek-aspek lain agar kemitraan strategis Indonesia dengan Korea Selatan semakin membawa manfaat positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan dalam rangkaian kunjungannya ke Beijing dan Tokyo semakin memperlihatkan kemitraan strategis kita dengan Korea Selatan," kata Christina di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Ma'ruf Amin laksanakan tugas sehari-hari kepresidenan mulai 25 hingga 29 Juli 2022
Baca juga: Presiden Joko Widodo responsif atas kebutuhan masyarakat
Baca juga: Presiden Jokowi akan resmikan Bandara Singkawang akhir tahun 2024
Dia mengatakan sehari sebelumnya delegasi Komisi I DPR RI juga berada di Korea Selatan dalam rangka tugas pengawasan kinerja KBRI.
Dalam kunjungan tersebut, katanya,. Komisi I DPR memastikan beberapa isu yang harus dikawal dengan baik untuk memperkuat diplomasi RI di Korea Selatan (Korsel).
Baca juga: Presiden menandatangani aturan penghapusan kekerasan terhadap anak
Baca juga: BNI diharapkan proaktif jadi jembatan bagi UMKM
Baca juga: Presiden Soekarno pernah memiliki visi mengembangkan Kalimantan
"Diplomasi tersebut seperti ekonomi, budaya, pariwisata, perlindungan WNI, dan menjajaki kemungkinan peluang kerja di luar sektor 'manufacturing' dan perikanan bagi pekerja migran Indonesia," ujarnya.
Selain isu ekonomi, papar dia, Komisi I DPR RI memberikan beberapa catatan terkait perlindungan pekerja migran Indonesia seiring dengan dimulainya lagi pengiriman PMI ke Korsel.
Menurut dia, Korsel adalah investor terbesar keenam di Indonesia sehingga sangat wajar Presiden Jokowi memberi perhatian khusus dalam kunjungannya, terutama Presiden sendiri yang menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para CEO perusahaan Korea Selatan.
Baca juga: Ribuan Santri Ponpes Nurul Jadid gelar gema sholawat doakan Ganjar Pronowo jadi Presiden 2024-2029
Baca juga: Rp185 triliun dana KUR belum tersalurkan
Baca juga: Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin tiba di Tanah Air usai laksanakan ibadah haji
"Ini memperlihatkan komitmen pemerintah memastikan Korsel adalah mitra strategis kita di bidang ekonomi, sekaligus memperlihatkan iklim investasi Indonesia saat ini yang kian kondusif," katanya.
Dia menilai kunjungan yang dilakukan Presiden Jokowi turut menguatkan diplomasi RI di Korsel yang selama ini sudah dilakukan dengan baik oleh perwakilan RI di Seoul.
Baca juga: Pelaku UMKM diminta mulai incar pasar ekspor
Baca juga: Mendag paling penting urus harga minyak goreng
Dari pertemuan dengan KBRI, Christina mengapresiasi inisiatif terbentuknya fungsi di KBRI untuk mendorong ekonomi kreatif, digital, percepatan "start up", dan diplomasi publik.
"Kami mendorong KBRI untuk mengupayakan agar pekerja migran kita kita bisa merambah sektor lain di luar perikanan dan manufaktur. Karena ada potensi PMI kita untuk masuk pada bidang-bidang lain, misalnya pertanian," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, Komisi I DPR RI membahas aspek-aspek lain agar kemitraan strategis Indonesia dengan Korea Selatan semakin membawa manfaat positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022