Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya Muhammad Ayub mengatakan, ada beberapa sekolah di Kubu Raya dalam waktu dekat mulai melakukan uji coba penerapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove.  

"Kurikulum yang digagas oleh Icraf Indonesia dan Disdikbud Kubu Raya ini bukanlah mata pelajaran yang baru, namun merupakan mata pelajaran yang berintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Ada tiga mata pelajaran yang akan terintegrasi pada mata pelajaran Muatan Lokal Gambut dan Mangrove ini, yakni mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS," kata Ayub di Sungai Raya, Kamis.

Baca juga: Semua pihak harus berperan dalam pelestarian ekosistem gambut
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya uji coba penerapan Kurikulum Muatan Lokal Gambut
Baca juga: Kubu Raya akan memanfaatkan potensi lahan gambut untuk bertanam padi

Dia mengatakan, muatan lokal  Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.

Ayub menilai, apa yang sudah dirumuskan, baik dalam ruang merdeka belajar maupun yang menggunakan K13 (kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia) semua itu sudah diramu. Bahkan beberapa waktu pihaknya telah menggelar bimbingan teknis (bimtek) mata pelajaran Muatan Lokal Gambut dan Mangrove untuk uji coba.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Landak sosialisasi perda perlindungan ekosistem gambut dan Mangrove
Baca juga: Kerusakan gambut dan mangrove ancam kelestarian lingkungan di Ketapang
Baca juga: DLHK Kalbar dan ICRAF gelar lokakarya bertema "Pahlawan Gambut"

"Memang belum semua sekolah yang kita panggil untuk mengikuti bimtek. Setelah bimtek kepada guru-guru SD dan SMP ini dilakukan, kita akan melanjutkan ketahapan uji coba kurikulum pendidikan lingkungan Gambut dan Mangrove," tuturnya. 

Menurutnya, sampai saat ini baru ada 15 sekolah yang menjadi sasaran uji coba dan 15 sekolah ini tersebar di kelompok wilayah diantaranya sepertiga sekolah yang berada di kawasan mangrove, sepertiga sekolah yang berada di kawasan gambut dan sepertiganya lagi sekolah-sekolah yang bukan berada di kawasan mangrove dan gambut.

Baca juga: Kapolres Kayong Utara turun langsung padamkan api di lahan gambut
Baca juga: Pemkot Pontianak bentuk tim pemetaan antisipasi dan pencegahan karhutla
Baca juga: Polda Kalbar lakukan bina karhutla cegah kebakaran lahan gambut

Ayub mengatakan, lahan gambut dan mangrove yang ada di Kubu Raya ini merupakan takdir dan anugerah dari Allah SWT, bukan sebagai bencana yang harus ditakut-takuti. Tentu pihaknya berusaha memberikan edukasi kepada siswa bahwa keberadaan gambut dan mangrove sangat besar manfaatnya bagi lingkungan.

"Justru dengan adanya anugerah yang tak terhingga ini, bagaimana kita berusaha mensyukuri dan kita mempelajarinya agar kita tahu manfaatnya," katanya.

Baca juga: Kapolda Kalbar mengajak masyarakat cegah kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: Naiknya suhu panas di Kota Pontianak, Edi Kamtono ingatkan camat dan lurah waspadai karhutla
Baca juga: Cakupan rehabilitasi mangrove 2021melampaui target

Terkait hal tersebut, pihaknya akan melihat perkembangan sekolah-sekolah yang sudah mengikuti bimtek mata pelajaran muatan lokal Gambut dan Mangrove ini, yang selanjutnya akan disebar dan di pantau oleh Icraf dan WWF serta akan dievaluasi.  

"Evaluasi yang akan kita lakukan itu dimulai dari muatan isi pembelajaran, strategi pembelajaran, pola, maupun media-media pembelajaran lainnya. Dengan tujuan apakah sudah ideal atau belum apa yang sudah kita rancang selama ini," kata Ayub. 

Baca juga: Bersinergi menjaga lahan gambut di Desa Kalibandung
Baca juga: BRGM terus mencetak petani inovatif olah lahan gambut berkelanjutan
Baca juga: Penanganan karhutla perlu keterlibatan semua pihak

Jika dinilai belum ideal, lanjutnya, maka pihaknya akan melakukan pengembangannya. Insya Allah, pada bulan Oktober nanti, kita akan meluncurkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan Gambut dan Mangrove ini.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022