Wali Kota Pontianak Kalimantan Barat Edi Rusdi Kamtono menyatakan, hubungan Republik Indonesia dan Malaysia tidak sekadar hubungan diplomatik saja, namun juga kental dengan hubungan kekeluargaan.
"Secara budaya dan adat istiadat sebenarnya kita sama, artinya yang membedakan adalah batas wilayah dan pemerintahan. Oleh sebab itu jangan ada sekat psikologis," kata Edi Rusdi Kamtono saat bertemu Konsul Malaysia di Pontianak Azizul Zekri bin Abd Rahim dalam kegiatan di Museum Negeri Kalbar di Pontianak, Senin.
Wali kota itu menggambarkan, tidak sedikit lahir warga Indonesia hasil dari pernikahan antarnegara Indonesia dan Malaysia.
Dalam kesempatan itu, Edi Kamtono menambahkan, apalagi dalam menyambut era kolaborasi saat ini, bukan zamannya untuk bersaing, melainkan dengan berjalan beriringan melewati tantangan.
Dirinya mengapresiasi Konsul Malaysia yang terus menginisiasi, membuat program bersama guna memajukan kedua daerah. "Mari kita menjaga kerja sama antara kedua negara dan memaksimalkan potensi yang ada," ujarnya lagi.
Sementara itu, Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri bin Abd Rahim juga menyatakan, hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia berawal dari Kemerdekaan Malaysia, dan semuanya berkembang hingga hari ini.
Di Pontianak sendiri, hubungan kedua daerah serumpun Sarawak dan Kota Pontianak sudah berlangsung dari tahun 1982, sejak dibangunnya Konsulat Malaysia di Pontianak.
"Kerja sama sosial dan ekonomi antara Sarawak dan Pontianak terus terjalin. Kalbar merupakan relasi penting bagi Malaysia. Selain itu juga kerja sama bidang pendidikan, kesehatan hingga pariwisata," ungkapnya.
Banyak warga Malaysia yang datang ke Kalbar untuk mengunjungi destinasi wisata. Azizul menambahkan, Tugu Khatulistiwa menjadi yang paling favorit untuk didatangi. "Dan juga kulinernya yang enak-enak, ada pengkang hingga lainnya," ujarnya.
Sementara itu, dalam memeriahkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sudah berlangsung selama 65 tahun, beberapa agenda sudah dilaksanakan sejak 25 November.
Mulai dari pameran pariwisata yang digelar di Ayani Mega mall, lomba melukis yang diikuti anak-anak sekolah di Kota Pontianak hingga demonstrasi lukisan oleh Sylvester Wielding Anak Jussem, Dosen Fakultas Seni Gunaan dan Kreatif Universiti Malaysia Sarawak (Unimas).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pontianak kembali menuturkan, sebagai ibu kota provinsi yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, Kota Pontianak senantiasa menjaga hubungan baik kedua negara sehingga menjadi nilai positif bagi Kota Pontianak.
"Saya ucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan ini, semoga menambah keakraban dari dua daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Secara budaya dan adat istiadat sebenarnya kita sama, artinya yang membedakan adalah batas wilayah dan pemerintahan. Oleh sebab itu jangan ada sekat psikologis," kata Edi Rusdi Kamtono saat bertemu Konsul Malaysia di Pontianak Azizul Zekri bin Abd Rahim dalam kegiatan di Museum Negeri Kalbar di Pontianak, Senin.
Wali kota itu menggambarkan, tidak sedikit lahir warga Indonesia hasil dari pernikahan antarnegara Indonesia dan Malaysia.
Dalam kesempatan itu, Edi Kamtono menambahkan, apalagi dalam menyambut era kolaborasi saat ini, bukan zamannya untuk bersaing, melainkan dengan berjalan beriringan melewati tantangan.
Dirinya mengapresiasi Konsul Malaysia yang terus menginisiasi, membuat program bersama guna memajukan kedua daerah. "Mari kita menjaga kerja sama antara kedua negara dan memaksimalkan potensi yang ada," ujarnya lagi.
Sementara itu, Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri bin Abd Rahim juga menyatakan, hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia berawal dari Kemerdekaan Malaysia, dan semuanya berkembang hingga hari ini.
Di Pontianak sendiri, hubungan kedua daerah serumpun Sarawak dan Kota Pontianak sudah berlangsung dari tahun 1982, sejak dibangunnya Konsulat Malaysia di Pontianak.
"Kerja sama sosial dan ekonomi antara Sarawak dan Pontianak terus terjalin. Kalbar merupakan relasi penting bagi Malaysia. Selain itu juga kerja sama bidang pendidikan, kesehatan hingga pariwisata," ungkapnya.
Banyak warga Malaysia yang datang ke Kalbar untuk mengunjungi destinasi wisata. Azizul menambahkan, Tugu Khatulistiwa menjadi yang paling favorit untuk didatangi. "Dan juga kulinernya yang enak-enak, ada pengkang hingga lainnya," ujarnya.
Sementara itu, dalam memeriahkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sudah berlangsung selama 65 tahun, beberapa agenda sudah dilaksanakan sejak 25 November.
Mulai dari pameran pariwisata yang digelar di Ayani Mega mall, lomba melukis yang diikuti anak-anak sekolah di Kota Pontianak hingga demonstrasi lukisan oleh Sylvester Wielding Anak Jussem, Dosen Fakultas Seni Gunaan dan Kreatif Universiti Malaysia Sarawak (Unimas).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pontianak kembali menuturkan, sebagai ibu kota provinsi yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, Kota Pontianak senantiasa menjaga hubungan baik kedua negara sehingga menjadi nilai positif bagi Kota Pontianak.
"Saya ucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan ini, semoga menambah keakraban dari dua daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022