China dan Jepang menyepakati pembangunan saluran komunikasi pertahanan di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayasi ke China.

Pembangunan sambungan telepon langsung itu secara efektif akan meningkatkan komunikasi pertahanan China-Jepang, kata pernyataan pers Kementerian Pertahanan Nasional China di Beijing, Sabtu.

Menurut Kemenhan China, saluran tersebut akan memperkuat kedua belah pihak dalam mengelola dan mengendalikan krisis maritim dan udara serta membantu menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di Beijing, Jumat (31/3), memastikan kunjungan Menlu Hayashi.

Atas undangan Menlu China Qin Gang, Menlu Hayashi melakukan kunjungan ke China pada 1-2 April, kata Mao.

Sebelumnya, China mengkritik pakta pertahanan yang ditandatangani Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Beijing juga merasa terancam setelah Jepang dan Amerika Serikat meningkatkan kerja sama militer.
 

Baca juga: Sekjen PBB Desak Turki Tetap Buka Saluran Komunikasi dengan Suriah
 

Sebuah kapal penjaga pantai China dilengkapi dengan meriam terbesar yang pernah terlihat di kapal semacam itu memasuki wilayah perairan Jepang di dekat Kepulauan Senkaku di Laut China Timur pada Jumat, kata penjaga pantai Jepang.

Penjaga pantai Jepang mengatakan bahwa empat kapal penjaga pantai China, termasuk kapal dengan meriam itu, terdeteksi di perairan pulau tak berpenghuni --Senkaku-- yang dikuasai Tokyo dan yang diklaim oleh Beijing.

Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah para pemimpin kedua negara kekuatan Asia itu mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama mereka sejak 2019.

Dua kapal China memasuki wilayah perairan Jepang pada Jumat (25/11) sekitar pukul 02:35 (waktu setempat), di mana kapal pertama masuk dan disusul kapal kedua.Baca selengkapnya: Kapal China dengan meriam terdeteksi masuk di perairan Jepang
 

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023