Kepala Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif (Disparekraf) Kabupaten Jayapura, Papua Ted Mokay mengatakan bahwa ada 250 penari dari 10 kampung pada daerah tersebut yang membawakan tari Isosolo di atas perahu pada pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) XIII.

Ted Mokay di Sentani, Rabu, mengatakan bahwa tari Isosolo menjadi ikon pada pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) XIII tahun  ini.

"Tarian ini merupakan ikon kita pada pembukaan FDS 5 Juli 2023, akan dibawakan oleh perwakilan dari 10 kampung di Kabupaten Jayapura," katanya.

Menurut Ted, 10 kampung tersebut terbagi atas dua dari Distrik Sentani Timur dan delapan dari Distrik Sentani pada Kabupaten Jayapura.

"Kami minta perwakilan dari masing-masing kampung sebanyak 25 penari jadi keseluruhannya ada 250 orang," ujarnya.

Dia menjelaskan tari Isosolo ini merupakan aksi menari di atas perahu yang menjadi ciri khas suku Sentani di Kabupaten Jayapura.

"Tari Isosolo melambangkan kerukunan antarsuku, ini merupakan tradisi masyarakat suku Sentani dan dilakukan dari satu kempung ke kampung lainnya," katanya.

Dia menambahkan FDS XIII  dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahudin Uno pada 5 Juli 2023 di Khalkote, Kampung Asey Besar, Distrik Sentani Timur.

"Segala persiapan menjelang FDS telah kami maksimalkan, guna sukseskan agenda tahun ini semoga semua berjalan lancar sesuai agenda," ujarnya lagi.

Baca juga: Daud Yordan kagumi wisata Bukit Semugang dan Danau Sentarum
 

Tarian perang kolosal di atas perahu memukau pengunjung pada pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) 2012 di objek wisata Pantai Khalkote, Sentani Timur, Selasa.

Tarian perang di atas perahu oleh ratusan penari di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, itu dilakukan dengan membawa panah dan tombak yang merupakan budaya masa lalu dari masyarakat di sekitar Danau Sentani.

"Tarian perang di atas perahu, baru pertama kali saya lihat," kata Robert Tan, salah seorang pengunjung berkebangsaan Korea Selatan.

Menurutnya, tari-tarian perang biasanya dilakukan di daratan atau budaya pegunungan Papua. Tetapi, di atas perahu tersebut tergolong unik dan baru bagi dirinya yang sudah tiga kali mendatangi Provinsi Papua.

Senada itu, Angelina Florida, mengatakan, bahwa pertunjukan FDS kali ini mempunyai konsep yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Konsep pertunjukannya benar-benar beda. Apa lagi tadi kami disuguhi tari perang di perahu secara kolosal oleh hampir 1.000 penari. Itu yang membuat kami terpukau," tambahnya.Baca selengkapnya: Tarian Perang di Perahu Pukau Pengunjung FDS

Pewarta: Agustina Estevani Janggo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023