Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak memberikan perhatian terhadap pelestarian Budaya Saprahan atau makan secara bersama sebagai upaya membantu peningkatan sektor pariwisata di daerah itu.
"Wujud pelestarian kami hadirkan workshop Saprahan sebagai bentuk pelestarian budaya. Budaya Saprahan dapat dijadikan objek pariwisata daerah yang berpotensi besar dalam membangkitkan perekonomian, khususnya di Kota Pontianak," ujar Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Pontianak Zulkifli di Pontianak, Kamis.
Ia mengatakan lokakarya Budaya Saprahan merupakan sarana menggali, melestarikan, dan mengembangkan, nilai-nilai kekayaan budaya sebagai aset bangsa. Sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak.
"Memberikan pemahaman kepada masyarakat Kota Pontianak tentang Budaya Saprahan sangat penting untuk pengembangan dan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan," katanya.
Ia juga menjelaskan peserta lokakarya berjumlah 125 orang berasal dari guru SMP/MTs dan Bujang Dare Kota Pontianak. Harapannya, kata dia, guru yang diundang dapat mengajak siswa mereka untuk selalu melestarikan Budaya Saprahan tersebut.
Bujang Dare sebagai duta kota juga diharapkan dapat mengenalkan Budaya Saprahan kepada orang luar saat diadakan pameran atau semacamnya sehingga dapat menambah eksistensi Budaya Saprahan tersebut.
"Yang membedakan Budaya Saprahan khas Kota Pontianak adalah cara penyajiannya yang unik serta penggunaan kain alas yang memanjang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Wujud pelestarian kami hadirkan workshop Saprahan sebagai bentuk pelestarian budaya. Budaya Saprahan dapat dijadikan objek pariwisata daerah yang berpotensi besar dalam membangkitkan perekonomian, khususnya di Kota Pontianak," ujar Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Pontianak Zulkifli di Pontianak, Kamis.
Ia mengatakan lokakarya Budaya Saprahan merupakan sarana menggali, melestarikan, dan mengembangkan, nilai-nilai kekayaan budaya sebagai aset bangsa. Sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak.
"Memberikan pemahaman kepada masyarakat Kota Pontianak tentang Budaya Saprahan sangat penting untuk pengembangan dan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan," katanya.
Ia juga menjelaskan peserta lokakarya berjumlah 125 orang berasal dari guru SMP/MTs dan Bujang Dare Kota Pontianak. Harapannya, kata dia, guru yang diundang dapat mengajak siswa mereka untuk selalu melestarikan Budaya Saprahan tersebut.
Bujang Dare sebagai duta kota juga diharapkan dapat mengenalkan Budaya Saprahan kepada orang luar saat diadakan pameran atau semacamnya sehingga dapat menambah eksistensi Budaya Saprahan tersebut.
"Yang membedakan Budaya Saprahan khas Kota Pontianak adalah cara penyajiannya yang unik serta penggunaan kain alas yang memanjang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023