Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengerahkan tim gabungan untuk mengoptimalkan normalisasi sungai guna mencegah dan mengatasi banjir di Sampit.
"Kami dari BPBD ada 11 personel. Selain itu ada termonitor personel dari OPD (organisasi perangkat daerah) lain yaitu dari Dinas BMSDABK, Dinas Damkarmat, Kecamatan MB Ketapang dan Kelurahan Ketapang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, di Sampit, Jumat.
Wilayah pusat kota Sampit yang terdiri atas Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang masih dihadapkan pada banjir yang sering terjadi di beberapa lokasi.
Saat curah hujan tinggi, kawasan dataran rendah di bantaran sungai yang membelah pusat kota ini sering terendam banjir genangan akibat luapan sungai-sungai kecil seperti Sungai Mentawa, Sungai Baamang dan drainase-drainase besar yang saling terhubung.
Curah hujan di Sampit meningkat beberapa hari terakhir. Dampaknya ada beberapa kawasan yang terendam, bahkan sebuah sekolah yaitu SDN 3 Sawahan harus meliburkan kegiatan belajar karena jalan menuju sekolah dan halaman sekolah itu terendam banjir.
Tim gabungan diturunkan untuk membersihkan rumput dan sampah yang menutupi sebagian badan sungai. Tujuannya agar air mengalir lancar ke Sungai Mentaya sehingga tidak sampai meluber dan menggenangi permukiman.
Personel gabungan bahkan bekerja pada malam hari ketika ada kondisi yang perlu ditangani secara cepat, seperti sempat terjadi yaitu banyaknya rumput dan sampah yang menyumbat arus air di bawah saluran drainase di Jalan HM Arsyad sehingga harus ditangani secara cepat.
"Tim saling bahu-membahu untuk mengoptimalkan upaya ini. Mudah-mudahan ini bisa berdampak signifikan terhadap upaya pencegahan dan penanganan banjir di Sampit," harap Multazam.
Sementara itu, Dinas Bina Marga juga terus mengoperasikan ekskavator amfibi melakukan pengerukan untuk normalisasi sungai. Saat ini alat berat itu dioperasikan untuk mengeruk kawasan muara sungai di Kecamatan Baamang.
"Hari ini kita sama-sama membantu mobilisasi ekskavator amfibi itu untuk dioperasikan di muara sungai. Mudah-mudahan ini bisa membuat arus semakin lancar sehingga tidak sampai menyebabkan banjir," ujar Camat Baamang, Sufiansyah.
Baca juga: Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru tercatat selama hampir 5 jam
Baca juga: Banjir terjadi di 18 RT Jaktim karena luapan Kali Ciliwung
Baca juga: Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru tercatat selama hampir 5 jam
Baca juga: Banjir terjadi di 18 RT Jaktim karena luapan Kali Ciliwung
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024