Jakarta (ANTARA Kalbar) - Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengatakan, realisasi penyerapan belanja modal hingga akhir Mei baru tercatat sebesar Rp25,3 triliun atau sekitar 15 persen dari target dalam APBN-Perubahan 2012 sebesar Rp168,85 triliun.
"Target untuk belanja modal pada akhir Mei itu sekitar 22 persen-24 persen tapi hanya tercapai 15 persen," ujarnya di Jakarta, Kamis malam.
Menurut Agus, rendahnya realisasi belanja modal tersebut terjadi karena satuan kerja masih cenderung melakukan penagihan pada akhir tahun, padahal proyek dalam Kementerian/Lembaga telah berjalan.
"Mereka tidak melakukan penagihan, misalnya termin pertama sudah selesai, tapi tidak dilakukan penagihan. Nanti baru mereka melakukan penagihan di akhir tahun. Padahal, kalau dia sudah menagih, dalam lima hari harus sudah dibayar," katanya.
Selain itu, masih banyak satuan kerja di Kementerian/Lembaga yang masih meniru pola lama yaitu membuat rencana penyerapan anggaran yang besar pada akhir tahun.
"Teman-teman di K/L masih membuat rencana penyerapan anggaran yang besar di akhir tahun, kemarin saya ingatkan agar diubah sehingga nanti di Desember tidak terlalu banyak. Jadi kelihatannya mereka meniru pola tahun lalu," ujarnya.
Dengan situasi seperti ini, Agus memperkirakan realisasi penyerapan belanja modal pemerintah masih akan terjadi secara ekspansif pada akhir tahun seperti periode sebelumnya.
"Kalau masih seperti ini, resikonya di bulan Desember atau akhir tahun ada lonjakan belanja," katanya.
Namun, kalau dilihat dari angka dan persentase dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi penyerapan anggaran hingga Mei masih lebih tinggi karena proses lelang yang telah dilaksanakan mulai awal tahun.
Agus mengharapkan realisasi belanja modal dapat lebih baik pada triwulan II, apalagi ada beberapa Kementerian Lembaga yang lancar melakukan penyerapan anggaran.
(S034)
Penyerapan Modal Belanja Modal Pemerintah Baru 15%
Jumat, 29 Juni 2012 9:56 WIB
Kalau masih seperti ini, resikonya di bulan Desember atau akhir tahun ada lonjakan belanja.