Pontianak (ANTARA Kalbar) - Balai Karangan dan sekitarnya di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, merupakan daerah potensial penghasil durian unggul yang bisa dikembangkan menjadi buah layak ekspor, kata pengamat durian unggul seluruh Indonesia, Karim Aristides.
Itu dibuktikan dari kontes durian unggul yang diikuti 86 peserta di wilayah Kabupaten Sanggau, sebanyak 13 di antaranya memiliki durian dengan ketebalan mencapai 2 sentimeter. Karim Aristides menjadi salah satu juri dalam kontes tersebut, kata penyelenggara Kontes durian unggul se-Kalbar, Hendro Suparman, mengutip pernyataan Karim Aristides di Sanggau, Selasa.
Kontes durian unggul pertama yang diadakan di Kalbar berlangsung pada Sabtu (15/12). Saat berbincang panjang lebar dengan penyelenggara kontes tersebut, Karim Aristides yang dikenal sebagai pengamat, kolektor dan praktisi durian unggul Indonesia mengatakan, durian dengan ketebalan isi dua sentimeter amat jarang ditemukan di wilayah lain di negeri ini.
"Ia mengatakan, dari 86 peserta, ada 13 kontestan mempunyai durian dengan ketebalan 2 sentimeter. Selebihnya mempunyai ketebalan antara 1 sentimeter hingga 1,5 sentimeter," kata Hendro lagi.
Sementara untuk rasanya bervariasi dari yang manis legit, manis pahit, "creamy", pulen, dan lengket. Untuk warna pun ditemukan dari yang putih susu, kekuningan, hingga oranye. Sedangkan untuk ukuran dan bobot buah juga bervariasi dari kisaran 1 kilogram sampai dengan lima kilogram.
Karena itu Karim Aristides menitipkan pesan agar pemerintah daerah setempat memberikan perhatian, mencari solusi pemasaran buah durian tersebut. Karim yang telah bertahun-tahun "mengembara" untuk mencari durian terbaik dari setiap daerah, dengan harapan mendapatkan buah durian kualitas ekspor, mencontohkan harga durian Musang King dari Malaysia, untuk harganya di pasaran Jakarta bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp2 juta per boks isi.
Karim sudah menelusuri durian unggul meliputi wilayah Aceh hingga Papua, bahkan ke Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Durian Balai Karangan tidak kalah enaknya dibanding dengan durian Musang King. Ia mempertanyakan, mengapa itu tidak dipromosikan.
Ia mengharapkan, ke depan ada perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Kalbar maupun Pemkab sanggau. Untuk terus berjuang mencari buah durian standar ekspor yang harus dikembangkan melalui kontes-kontes selanjutnya.
Karim meyakini, pasti akan ditemukan kualitas buah durian standar ekspor di Balai Karangan yang bisa setara atau melebihi durian Musang King Malaysia.
Ia berpendapat, seandainya kontes durian tersebut dilaksanakan pada saat puncak musim buah yang jatuh pada akhir November lalu, pasti ditemukan buah yang berkualitas ekspor.
Namun Karim Aristides berterima kasih atas partisipasi masarakat, walaupun kontes dilaksanakan di penghujung musim, antusiasme masyarakat sangat besar sekali.
Standar ekspor
Adapun standar ekspor yang diharapkan dapat ditemulkan di Balai Karangan adalah bentuk buah proporsional, bobot antara 1 kilogram hingga 3 kilogram, warna kuning hingga oranye, pulen halus dan lekat dilidah dengan perbandingan rasa manis dan pahitnya 80 : 20. Selain itu, tidak berserat dan tahan simpan.
"Saya berharap di kontes yang akan datang didapatkan buah durian kualitas tersebut," katanya.
Masalah pemasaran, ia mengatakan sungguh sangat luas, mengingat para maniak durian di Jakarta saja sangat banyak jumlahnya. Sekali lagi menurat Karim Aristides, perlu perhatian kusus untuk buah durian. Perlu dukungan dan kerja sama kepada petani, penangkar, dan para pengusaha untuk mewujudkannya.
Untuk itu, harus dimotori dan dipromosikan oleh pemerintah setempat.
Sementara terkait kontes tersebut, Hendro menambahkan, durian Parung milik Syafrudin dari Desa Balai Karangan meraih juara pertama pada Kontes Durian Unggul se-Kalbar yang diadakan Sabtu (15/12) diikuti 86 peserta dari kecamatan sekitar Kabupaten Sanggau.
"Juara kedua diraih durian semut milik Kak Aet dari Balai Karangan dan juara ketiga diraih durian salak milik Tangken dari desa Punti Meraga Nekan Entikong," katanya.
Kontes durian yang baru pertama kali diadakan di Kalbar itu, diikuti peserta dari desa-desa di Kecamatan Kembayan, Beduai, Sekayam, Entikong, dan Noyan. Desa-desa tersebut selama ini dikenal memiliki durian alam kualitas bagus, meski sesungguhnya panitia juga mengundang peserta dari kabupaten/kota lainnya.
Menurut Hendro, para pemenang kontes memiliki durian dengan ketebalan isi 2 sentimeter lebih, memiliki rasa, tekstur dan penampilan yang lebih baik dari puluhan durian peserta kontes. "Maka dari itu, durian parung milik peserta nomor 66 dari Balai Karangan layak menjadi juara pertama," kata dia.
(N005)