Jakarta (ANTARA Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih punya waktu kurang dari dua tahun memungkas amanahnya memimpin pemerintahan. Sepanjang delapan tahun memimpin, banyak prestasi yang berhasil dicapainya, tetapi terkesan tak terpublikasikan secara baik.
Diseminasi informasi kinerja pemerintah, seolah berjalan bagai kura-kura. Media massa justru diriuhkan aneka peristiwa yang tak menunjukkan sepenuhnya kondisi nyata.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, tak maksimal memainkan peran fungsinya. Mungkin, terlalu sibuk memblokir situs porno.
Ketika pemerintah tak lagi mempunyai media untuk mendiseminasikan kinerjanya dan institusi penyiaran publik ikut terseret arus euforia tak berujung, maka informasi kinerja positif pemerintah bagai jarum emas tertimbun lumpur.
Dalam kondisi semacam itu, tinggal LKBN Antara, sebagai badan usaha milik negara yang masih bisa diharap.
Kantor berita ini harus memainkan peran strategis sebagai "agen transformasi", "agen pembangunan", dan "agen perubahan."
Tak sekadar mengabarkan peristiwa-peristiwa seperti dilakukan media massa lainnya. Paling tidak, LKBN Antara mesti berperan utama sebagai medium kinerja pemerintah dan negara, termasuk medium ekspresi transformasi dan inovasi rakyat, seperti mendiseminasikan progres pembangunan nasional.
Dalam konteks keberadaannya sebagai BUMN yang juga memainkan peran sebagai agensi pemerintah dalam mengembangkan people relations, maka laku yang harus dikemukakan adalah profesionalisme, kredibilitas dan kompetensi.
LKBN Antara tertakdir sebagai medium perjuangan negara dan bangsa, termasuk mengomunikasikan proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.
Dalam konteks transformasi, keberadaannya diharapkan mampu mengambil peran utama dalam proses transformasi visioner, menuju Indonesia maju 2045.
LKBN Antara berperan strategis dalam transformasi minda (daya atau cara berfikir positif konstruktif) masyarakat. Dengan perannya itu, maka LKBN Antara dapat menguatkan transformasi nilai-nilai demokrasi, tak terkecuali mengembangkan pemahaman tentang tanggung jawab, kewajiban dan hak warga negara.
Kantor berita ini juga diharapkan bisa mengembangkan kondisi kebatinan rakyat untuk cinta damai, rukun, toleran, dan memberi kontribusi terhadap harmoni kebangsaan.
Setarikan nafas dengan itu, juga menumbuhkan patriotisme berupa nasionalisme global. Dan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan kontribusi terhadap upaya menumbuhkan kepatuhan terhadap pranata hukum.
Sesuai dengan salah satu fungsi pers, LKBN Antara dapat menjadi bagian dari pendidikan rakyat untuk mencerdaskan bangsa dan menegakkan pilar budaya sebagai tonggak peradaban berbaris kearifan dan kecerdasan lokal.
Tentu, dalam tataran praktis, menjadi medium pendidikan politik. Khasnya, mendorong kualitas Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi rakyat.
Proses pendidikan politik terbuka sangat diperlukan karena rakyat mesti mengerti, mengapa mereka harus memilih dan berpartisipasi dalam pemilu.
LKBN Antara sebagai milik negara diharapkan berperan sebagai media pelopor dalam memberikan ruang luas dan adil kepada seluruh kader bangsa mentransformasi gagasan visioner mereka. Dengan begitu, LKBN Antara kelak menjadi panggung kontestasi pemimpin baru Indonesia.
Pendidikan politik terbuka yang diselenggarakan secara baik dan tepat akan memungkinkan pemilu menjadi ajang rakyat dalam mengekspresikan dan memanifestasikan nilai-nilai demokrasi beradab yang dibangun di atas sikap obyektif dan konstruktif.
LKBN Antara di bawah direksi dan dewan pengawas yang kompeten dan profesional kini sangat mungkin berkontribusi "mengandung dan melahirkan" calon pemimpin bangsa yang mempunyai integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas.
Kantor berita itu juga diharapkan mewartakan realitas nyata bahwa Presiden SBY dan kabinetnya terus bekerja memungkas amanah. Kita menanti peran besar LKBN Antara, sebagai mata peradaban Indonesia yang kita sayangi ini.
*Penulis Pemred Jurnal Nasional
Opini - Menanti Peran Besar Perum LKBN Antara
Minggu, 6 Januari 2013 12:30 WIB