Jakarta (Antara Kalbar) - Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaefuddin menegaskan apa yang dilakukan oleh Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) bisa sebagai contoh serta teladan bagi seluruh bangsa untuk menyelesaikan berbagai konflik yang ada.
"Bagi MPR, FSAB ini sungguh luar biasa. FSAB bisa menjadi contoh nyata menyelesaikan konflik. Bagaimana anak-anak dari orang tua yang berkonflik ini menyadari dan mau bersatu," kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaefuddin dalam keterangan pers di Senayan, Jakarta, Jumat.
FSAB lahir pada tanggal 25 Mei 2003 yang berisi para putra putri dan generasi penerus dari tokoh-tokoh politik yang terlibat konflik dalam perjalanan sejarah republik ini, bukan sebatas peristiwa G30S saja, melainkan sejak 1945, lintas zaman dan lintas aliran dan ideolog.
Dalam FSAB ini tergabung Sarjono Kartosuwiryo, Amelia Yani, Tommy Soeharto, Christine Pandjaitan, Ilham Aidit, Hasan Kahar Muzakar, Soleh Denny Ratuprawiranegara, dll.
"FSAB ini unik. Di banyak negara konflik hanya dua pihak. Akan tetapi, di FSAB banyak pihak dalam konflik dan bisa menyatu," kata Lukman.
Menurut Lukman, apa yang dilakukan FSAB itu bisa jadi model bagi bangsa ini bagaimana dalam menyelesaikan konflik dan rekonsiliasi.
"Dalam HUT Ke-10 FSAB dengan tema 'Berhenti Mewariskan Konflik dan Tidak Membuat Konflik Baru' inilah esensi jiwa kenegarawananan," kata Lukman.
Lukman menegaskan bahwa FSAB bisa menjadi teladan dan contoh dalam menghadapi konflik-konflik itu yang utama adalah kesadaran.
"Di FSAB ini bisa berjalan dengan modal kesadaran bagaimana kita satu bangsa," kata Lukman.
Menurut Lukman, adanya FSAB saat ini ada momentum yang sangat baik di tengah maraknya konflik-konflik antaragama.
"FSAB bisa menjadi contoh nyata menyelesaikan konflik antaragama. Bagaimana para pemuka agama yang berbeda sangat tajam bisa duduk bersama saling berbicara seperti FSAB ini," kata Lukman.
MPR: FSAB Bisa Jadi Teladan Selesaikan Konflik
Jumat, 24 Mei 2013 15:57 WIB