Pontianak (Antara Kalbar) - PT PLN (Persero) dalam waktu dekat akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terletak di Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
"Kami siap melayani masyarakat setempat jika PLTS ini sudah disalurkan kepada pelanggan," kata Asisten Manajer Distribusi PLN Area Singkawang, Bujang Sofian, saat dihubungi di Pontianak, Minggu.
Desa Temajok berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Letaknya paling ujung di wilayah Kabupaten Sambas. Di desa tersebut, terdapat 517 kepala keluarga dengan mata pencaharian adalah berkebun, berladang, dan nelayan.
Secara wilayah, bagian utara PLTS Temajok berbatasan dengan Telok Melano atau berjarak sekitar tiga kilometer. Telok Melano merupakan wilayah Sarawak.
Sedangkan bagian barat dan selatan, berbatasan dengan Laut Natuna. Bagian timur, ke arah Kota Sambas dan pusat keramaian Desa Temajok.
Daya yang dapat dihasilkan dari PLTS Temajok setara dengan 80 kilo Watt (kW). Daya sebesar itu bisa menerangi sekitar 200 rumah warga untuk mendapat penerangan.
Areal panel surya cukup luas ditunjang bangunan tertutup untuk tempat baterai sebagai penyimpan energi yang dihasilkan dari panas matahari tersebut. "Luas bangunan sekitar 480 meter persegi," ujar dia.
Ada tiga pekerja alih daya yang bertugas di PLTS Temajok. Mereka sehari-hari bertanggung jawab menjaga PLTS Temajok, termasuk membersihkan panel (modul) penampang kaca dan mengecek ketinggian air aki di baterai.
Menuju Desa Temajok memang tidak mudah. Butuh stamina dan kendaraan yang prima karena jalan masih dalam pengerjaan.
Staf Humas PLN Wilayah Kalbar, Uray Juliansyah yang ikut meninjau PLTS Temajok menuturkan, dari Kampong Baru sampai Sungai Sumpit, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, jalan mulai rusak parah sebelum tiba di penyeberangan menuju Desa Ceremai, di kecamatan yang sama.
"Dari desa tersebut sampai menuju lokasi PLTS Temajok hampir memakan satu setengah jam kendaraan kami harus berkubang dengan lumpur," kata Uray Juliansyah.
Ia mengutip pernyataan warga setempat yang berharap PLTS dapat segera digunakan. Warga setempat mengeluarkan uang hampir Rp50 ribu dalam seminggu untuk penerangan. "Kalau PLTS sudah jadi, maka pengeluaran mereka akan berkurang," kata dia.