Nusa Dua, Bali (Antara Kalbar) - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengibaratkan korupsi seperti penyakit kanker yang menggerogoti suatu bangsa sehingga perlu komitmen dan penanganan serius dari pemerintah suatu negara.
"Anda bisa mengambil satu bagian kecilnya, tetapi hal itu akan tetap berada di sistem dan bisa tumbuh kembali sewaktu-waktu," kata Lee dalam satu sesi diskusi di APEC CEO Summit 2013 di Nusa Dua, Bali, Minggu.
Lee mengatakan setiap negara punya cara masing-masing untuk memberantas korupsi dan kisah suksesnya pun berbeda.
"Semuanya tergantung bagaimana pemerintah menerapkan kebijakan yang tegas, karena sangat jelas bahwa korupsi sangat mempengaruhi iklim investasi di suatu negara," katanya.
Lembaga Transparansi Internasional pada 2012 menempatkan Singapore sebagai negara dengan tingkat korupsi terendah kelima di dunia setelah Denmark, Finlandia, Selandia Baru dan Swedia.
Sebagai gambaran, Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) Singapura bahkan sempat mengungkap skandal sindikat kriminal terorganisir yang sengaja mengatur hasil pertandingan sepak bola di negara itu.
Namun Singapura sendiri sering dituding sebagai tempat persembunyian berbagai buronan kasus korupsi dari Indonesia.
Kerjasama ekstradisi terhadap buronan kasus korupsi antara pemerintah RI dan Singapura memang telah lama disahkan.
Tetapi pihak Singapura mensyaratkan bahwa perlu ada bukti otentik yang mendukung tuduhan bahwa memang orang yang diburu adalah koruptor dan asetnya di Singapura merupakan hasil korupsi.