Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Drajat Ryanto Suardi mengatakan perempuan yang berumur 40 tahun ke atas rentan terkena penyakit kanker payudara.
"Kaum perempuan yang berusia 40 tahun ke atas memiliki risiko besar terkena kanker payudara karena perjalanan penyakit kanker tersebut memakan waktu cukup panjang. Mulai dari fase induksi, insitu, invasi dan diseminasi," ujar Drajat di Jakarta, Sabtu.
Dari fase induksi hingga ke insitu bisa memakan waktu 20 tahun. Kemudian fase invasi hingga 3 tahun. "Baru kemudian memasuki fase diseminasi atau menyebar," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, bagi perempuan yang memasuki usia tersebut perlu melakukan pemeriksaan, baik dengan mamografi ataupun metode Clinical Breast Examination (CBE) yang dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
"Jika usia sudah 40 tahun, silakan dilakukan pemeriksaan selama tiga tahun berturut-turut. Jika tidak ada, baru dilakukan tiga tahun sekali," jelas dia.
Penyakit kanker payudara bisa disebabkan berbagai faktor yakni internal dan eksternal.
Internal bisa disebabkan genetik maupun hormon estrogen. Sementara eksternal bisa disebabkan biologis, kimiawi, dan fisik.
"Bisa disebabkan makanan berpengawet, rokok, dan sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Sub Dit Penyakit Kanker Kemenkes Niken Wastu Palupi mengatakan kasus kanker payudara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai 1,4 persen per 1.000 orang.
Hingga saat ini, belum ditemukan obat pencegah kanker payudara. Berbeda dengan kanker mulut rahim yang sudah ditemukan vaksinnya.
Untuk itu, Niken mengharapkan para perempuan untuk melakukan deteksi dini, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.