Pontianak (Antara Kalbar) - Para raja (ahli waris keraton/kesultanan) se-Kalimantan Barat berkumpul di Keraton Ismahayana, Ngabang, Kabupaten Landak guna mengadakan Musyawarah Majelis Kerajaan Nusantara Kalbar sekaligus menghadiri Upacara Tumpang Negeri ke XIV Keraton Landak.
Pangeran Ratu Ismahayana Landak Gusti Suryansyah, di Ngabang, Jumat, mengatakan ada 10 kerajaan se-Kalbar yang sudah memastikan datang untuk ikuti rangkaian kegiatan event budaya Tumpang Negeri ke XIV di Keraton Ismahayana Landak.
"Kehadiran raja dan utusan kerajaan se-Kalbar dalam rangka musyawarah agung raja-raja se Kalbar," kata Suryansyah.
Menurutnya, kegiatan tersebut dengan agenda yakni digelarnya pemilihan ketua Majelis kerajaan nusantara Kalbar untuk periode 2014-2017 dan selain itu juga mengikuti acara Tumpang Negeri.
"Kami sudah menjadi ketua dua periode. Jadi saya akan serahkan kepada pengurus yang baru nanti," kata Suryansyah yang juga dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak itu.
Berdasarkan dokumen dari Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak, Kerajaan Landak muncul dalam kitab Negara Kertagama pada 1365. Kitab itu ditulis Empu Prapanca semasa raja Hayam Wuruk memerintah di Majapahit.
Kerajaan Landak muncul setelah salah seorang bangsawan Singasari menuju Kalimantan. Dan membuka pusat pemerintahan awal di sana. Bangsawan itu dikenal dengan nama Ningrat Batur atau Angrat Batur. Dari sinilah, muncul Ratu Sang Nata Pali I, hingga Ratu Sang Nata Pulang Pali VII.
Dari Ratu Sang Nata Pali VII dengan permaisuri Dara Hitam, lahirlah Raden Iswara Mahayana. Setelah orang tuanya mangkat, ia diangkat menjadi raja pada 1472, dengan gelar Raja Adipati Karang Tanjung Tua. Setelah memerintah, ia memindahkan ibu kota kerajaan ke kaki bukit, dan berhadapan dengan sungai Menyuke. Yang merupakan percabangan sungai Tenganap atau sungai Landak.
Lokasi baru itu berkembang menjadi ibu kota kerajaan dan diberi nama Kota Ayu atau Munggu. Maka pada masa pemerintahan Raja Adipati Karang Tanjung Tua (1472-1542) inilah, agama Islam masuk dan berkembang dengan pesat di kerajaan Landak.
Adapun raja-raja yang akan ikuti musyawarah agung di Landak meliputi, Kerajaan AlWatzikoebillah Sambas dihadiri Pangeran ratu Tarhan (19).
Kerajaan Amantubillah Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa. Keraton Kadriah Pontianak Pangeran Sy Melvin. Kesultanan Adrusyah Kubu, Pangeran Sy Ahmad Al Idrus. Kerajaan Simpang Sukadana, Pangeran Gusti Hukma. Kerajaan Matan Ketapang, Pangeran Ratu Kertanegara Ir H Gst Kamboja MH. Kerajaan Pakunegara Tayan, Panembahan Anom Gst Yusri SH.
Kerajaan Suryanegara Sanggau, Pangeran Ratu Drs H Gst Arman M.Si. Kerajaan Sekadau, Pangeran Agung Budaya Gst Efendi dan Kerajaan Almukaramah Sintang, H Raden Muhammad Ihsan Danu Perdana.
(Kun/Y008)