Pontianak (Antara Kalbar) - Masjid Agung Pontianak yang sebelumnya bernama Masjid Raya Mujahidin mulai digunakan pada Shalat Idul Fitri atau Lebaran 1435 Hijriyah.
"Kini umat Muslim Kota Pontianak dan sekitarnya sudah mulai menggunakan aula serbaguna Masjid Agung Pontianak dalam melaksanakan shalat tarawih," kata Humas pembangunan Masjid Agung Pontianak Harry Andrianto, Senin.
Ia menjelaskan kalau tidak ada halangan lantai dua atau lantai utama Masjid Agung Pontianak sudah bisa digunakan paling lambat shalat Idul Fitri mendatang.
"Kini pengerjaannya sudah sekitar 80 persen lebih atau tinggal penyelesaian finishing saja," ungkap Harry.
Dalam kesempatan itu, Humas Masjid Agung Pontianak mengajak seluruh umat Muslim untuk menyisihkan rezekinya dalam membantu biaya penyelesaian Masjid Agung tersebut.
Sebelumnya, Ketua Pembangunan Masjid Agung Pontianak Oesman Sapta Odang (OSO) menyatakan, pembangunan masjid terbesar di Kalimantan Barat itu masih memerlukan dukungan dana dari semua pihak.
Menurut dia masjid itu bukan milik satu orang tetapi masjid milik semua umat Islam Kalbar, sehingga tidak boleh dipolitisi ataupun lainnya untuk kepentingan oknum tertentu.
"Saya mengajak umat Islam dengan penuh kesadaran dan ikhlas untuk membangun Masjid Agung Pontianak," katanya.
Menurut dia, peran serta pemerintah dalam pembangunan Masjid Agung juga sangat besar, baik dari segi penyediaan lahan dan pendanaan, tetapi masih diperlukan bantuan dari umat Muslim.
Pembangunan Masjid Agung Pontianak dimulai Mei 2011 dengan jangka waktu 485 hari.
Bangunan baru Masjid Agung Pontianak direncanakan dua lantai dengan target selesai 1,5 - 2 tahun. Tinggi lantai pertama dibangun 1,5 meter dari tanah dan menonjolkan arsitektur khas Kalbar dan simbol Kota Pontianak.
Pembangunan Masjid Agung Pontianak membutuhkan dana sekitar Rp80 miliar hingga Rp84 miliar, dengan daya tampung sekitar 5.000 hingga 8.000 jemaah.
(A057/N005)