Jakarta (Antara Kalbar) - Hasil riset para peneliti Universitas Warwick di Inggris
menunjukkan bahwa masalah tidur berhubungan dengan ingatan dan fungsi
eksekutif otak yang lebih buruk pada orang berusia 50 sampai 64 tahun.
Para
peneliti mendapatkan kesimpulan itu setelah menganalisis data tidur dan
kognitif (fungsi otak) dari 3.968 pria dan 4.281 perempuan yang ambil
bagian dalam English Longitudinal Study of Ageing (ELSA) yang melaporkan kualitas dan kuantitas tidur selama satu bulan.
Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas dan waktu tidur dengan fungsi otak yang berubah seiring usia.
Pada
dewasa berusia 50 dan 64 tahun, tidur dalam jangka waktu pendek (kurang
dari enam jam per malam) dan tidur dalam jangka waktu panjang (lebih
dari delapan jam per malam) berhubungan dengan skor fungsi otak yang
lebih rendah.
Sebaliknya, pada dewasa yang lebih tua (65-89
tahun) skor fungsi otak yang lebih rendah hanya teramati pada mereka
waktu tidurnya panjang.
"Tidur enam sampai delapan jam per malam
sangat penting untuk fungsi otak yang optimal pada orang dewasa yang
lebih muda," ujar Dr. Michelle A Miller dari Universitas Warwick dalam
siaran publik Universitas Warwick.
"Hasil ini konsisten dengan
riset sebelumnya, yang menunjukkan tidur enam sampai delapan jam per
malam optimal untuk kesehatan fisik, termasuk risiko terendah terkena
obesitas, hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan stroke," tambahnya.
Menariknya, pada orang dewasa berusia lebih muda yang menjelang
masa pensiun, kualitas tidur tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan skor fungsi otak.
Sedangkan pada orang dewasa yang lebih
tua (65 tahun lebih ), ada hubungan yang signifikan antara kualitas
tidur dan skor yang diamati.
"Mengoptimalkan tidur pada usia yang
lebih tua dapat membantu menunda penurunan fungsi otak seiring
bertambahnya usia atau memang dapat memperlambat atau mencegah penurunan
secara cepat yang mengarah ke demensia," kata Profesor Francesco
Cappuccio menanggapi hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS
ONE pada 26 Juni.
Dr Miller menyimpulkan, jika kurang tidur
merupakan penyebab penurunan kognitif masa depan, maka perbaikan
non-farmakologis dalam tidur dapat memberikan alternatif interbensi
Kesehatan Masyarakat berbiaya rendah dan lebih mudah diakses untuk
menunda atau memperlambat laju penurunan kognitif.
Kurang Tidur, Pengaruhi Fungsi Otak
Rabu, 2 Juli 2014 5:17 WIB