Bengkayang (Antara Kalbar) - Sejak ratusan tahun lalu, Monterado dan Goa Boma daerah yang dikenal sebagai daerah sumber emas. Banyak buku menuangkan kisah tentang kedua daerah itu yang menjadi magnet bagi para pemodal dan pekerja emas.
Satu di antara warga Bengkayang yang enggan disebutkan namanya, mengaku pernah kerja di lokasi tambang Goa Boma, tepatnya di lokasi Gudang Garam.
Menurutnya, Goa Boma sendiri memiliki lokasi tambang sangat luas, bahkan mencapai ratusan hektare. Dari seluruh lokasi tambang Goa Boma tersebut, lanjutnya, terbagi lagi beberapa lokasi, yaitu, Kopak, Lapangan Tembak, SK, Taikan dan Akong.
Dia menyebutkan, untuk mencapai lokasi di Goa Boma, jika dari Monterado, membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, karena jalannya yang berbatu.
"Kalau dari Monterado, kita bisa masuk jembatan 25, lalu belok kiri di simpang Goa Boma. Untuk sampai ke Goa Boma sekitar satu jam, dan untuk ke lokasinya sekitar 30 menit, mobil sih bisa masuk cuma sulit karena jalan sawit," lanjutnya.
Lanjutnya, potensi hasil emas cukup menjanjikan, karena itulah sekarang memang sedang marak - maraknya PETI disana. Dalam satu hari katanya, kelompok penambang yang hanya menggunakan mesin kecil saja bisa menghasilkan paling tidak 10 gram, apalagi dengan menggunakan mesin besar seperti mesin Fuso yang empat selinder.
"Hasilnya sih tergantung mesin, semakin besar mesinnya semakin besar hasilnya, makanya saat ini Goa Boma menjadi idola bagi penambang," ungkapnya.
Namun jika menggunakan mesin besar, risiko yang ditimbulkan juga besar, seperti yang terjadi di lokasi dompeng Kopak kali ini. Dengan lobang telah dibuat seperti danau dan kedalaman belasan meter lebih, menurutnya jika tak hati - hati, ketika turun ke bawah bisa tertimbun.
"Lobangnya dalam bisa mencapai belasan meter, karena semakin di kerok maka tanah yang diatas runtuh," katanya. Â
Sebanyak 18 orang tewas ketika tanah yang digali runtuh di lokasi Goa Boma, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (4/10) siang.
Goa Boma, Idola Para Penambang
Senin, 6 Oktober 2014 5:32 WIB