Jakarta (Antara Kalbar) - Konsumsi nasi yang berlebihan bagi anak-anak yang kegemukan (obesitas) dapat menyebabkan mereka juga terkena penyakit diabetes, kata seorang dokter di Jakarta.
"Upayakan anak-anak obesitas tidak mengkonsumsi nasi tapi digantikan dengan yang lain karena nasi menjadi pemicu yang sangat kuat dalam menaikkan gula darah," kata mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Kartono Muhammad seusai menghadiri peluncuran hasil penelitian kesehatan Sun Life Financial di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, penyakit diabetes disebabkan dua faktor yakni keturunan (genetik) dan perilaku kurang baik dalam mengkonsumsi makanan berkadar gula tinggi.
"Bagi orangtua yang terkena diabetes harus lebih waspada karena anaknya itu sangat rentan. Sementara, bagi anak-anak yang gemuk, tak ada cara lain selain mengurangi asupan gula," ujar dia.
Ia menerangkan, orangtua sangat berperan dalam menjaga asupan gula dalam tubuh anak-anak mengingat budaya untuk mengonsumsi nasi demikian melekat di masyarakat.
"Orang Indonesia itu jika belum makan nasi artinya belum makan, padahal sudah makan yang lain (karbohidrat, red)," kata dia.
Hasil survei Sun Life terhadap 5.000 responden menyatakan Indonesia juga memiliki kasus diabetes tertinggi dengan angka 7 persen, disusul Fhilipina 5 persen, Malaysia 4 persen, Vietnam 4 persen, Thailand 4 persen, Hong Kong 3 persen, Tiongkok 2 persen, dan Singapura 1 persen.
Sementara penyakit dengan kasus tertinggi lainnya, obesitas dan jantung.
"Kasus obesitas sudah banyak ditemui di perkotaan, dan jika tidak diantisipasi maka bisa jadi kasus diabetes juga akan menyusul bagi anak-anak," kata dia.
Indonesia juga berada di tempat teratas untuk persentase jumlah pengkonsumsi rokok yakni 21 persen, disusul Tiongkok dengan 16 persen, dan Vietnam dengan 15 persen. Sementara, Singapura (14 persen), Malaysia (13 persen), Fhilipina (12 persen), Hong Kong (11 persen), dan Thailand (9 persen).
(SDP-68/B. Situmorang)