Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyusun data kebutuhan setiap desa seperti infrastruktur, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan serta penunjang kemajuan ekonomi.
"Data yang tercatat sekarang, misalnya 3.396 desa tertinggal masih sangat membutuhkan pondok bersalin," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta Rabu.
Data kebutuhan setiap desa itu, meliputi seluruh aspek yang menjadi penompang berlangsungnya perdesaan membangun dan mandiri.
Berdasarkan data, 10.080 desa membutuhkan gedung sekolah dasar (SD). Untuk itu, pihaknya menyiapkan upaya untuk memenuhi kebutuhan desa agar mampu berdikari.
Ia mengaku akan memperjuangkan kenaikan dana desa dari sebelumnya Rp9,1 triliun menjadi Rp47 triliun.
Menurut dia, percepatan pembangunan perdesaan memang bukan perkara mudah. Fakta mengenai kemiskinan di Indonesia, masih merupakan fenomena pedesaan.
Meskipun dari tahun ke tahun kemiskinan di desa mengalami penurunan, katanya, jumlah penduduk miskin di desa secara absolut masih lebih banyak dibandingkan dengan di kota. Jumlah penduduk miskin di desa masih berkisar 19 juta orang, sedangkan di kota 11,1 juta orang.
"Kemiskinan penduduk di kota pun merupakan angka absurd karena sebagian besar penduduk miskin di kota adalah orang desa yang miskin dan melakukan urbanisasi sirkuler untuk bekerja di sektor-sektor informal di kota," kata Marwan.
Ia menyatakan secara relatif pula, persentase jumlah penduduk miskin di desa jauh lebih tinggi daripada di kota, yakni 14,4 persen berbanding 8,5 persen.
"Perlu saya sampaikan bahwa jumlah desa tertinggal saat ini yang mencapai 24,48 persen atau 18.126 desa," katanya.
Sebagian besar desa tertinggal di Indonesia, di bagian timur dan perbatasan, pulau terdepan, terluar, dan terpencil.
"Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa persentase kemiskinan di Indonesia terbesar disumbang oleh kemiskinan masyarakat di desa di Indonesia bagian timur dan kawasan perbatasan," katanya. ***3***
(M041/M.H. Atmoko)